Monday 18 December 2017

Beberapa Alasan Anak Malas Mendengarkan Omelan Orangtua


Anda pasti kesal jika anak Anda bertingkah ketika Anda menasihatinya, entah itu dengan membantah, main handphone, atau yang paling mengesalkan yaitu pergi meninggalkan Anda. Ada-ada saja tingkah laku anak saat Anda mencoba menasihatinya. Sebelum Anda hanya jadi kesal dan marah-marah, cari tahu dulu apa penyebab anak Anda tidak suka mendengarkan ocehan atau omelan orangtua.

Kenapa anak tidak suka jika mendengarkan omelan orangtua?

Jika anak Anda tidak mau mendengarkan Anda, jangan menyalahkan siapa pun. Tidak ada yang salah. Baik itu anak, pasangan, teman-teman anak, maupun Anda sendiri. Menurut Deborah MacNamara, Ph.D., seorang konselor anak dari Kanada, menolak, melawan, dan menentang adalah sifat alami manusia. Terutama jika Anda merasa dikendalikan dan dipaksa untuk melakukan sesuatu. Pendapat ahli ini dilansir dari Huffington Post Canada.

Tidak hanya anak, Anda mungkin merasakan hal yang sama saat ada seseorang yang mendikte Anda soal apa yang harus Anda pikirkan, lakukan, atau rasakan. Rasanya tidak enak ketika ada orang yang mengatur hidup Anda, bukan? Yang menjadi tantangan bagi orangtua adalah anak-anak belum mencapai kedewasaan untuk memahami alasan Anda mengomel sehingga anak lebih rentan terhadap reaksi berupa perlawanan.

Selain perlawanan, kenapa anak susah sekali mendengarkan kata-kata orangtua? 

Anda mungkin sering bertanya-tanya, apa yang salah dengan Anda atau si kecil sampai-sampai ia begitu sulit mendengarkan dan menggubris kata-kata orangtua. Supaya Anda lebih memahami isi pikiran si kecil dan bisa berkomunikasi dengan anak lebih efektif, simak lima alasan utamanya berikut ini.,.
1. Omelan orangtua biasanya terlalu panjang dan berbelit-belit
Ketika Anda mencoba menasihati anak dengan omelan panjang lebar, anak akan kehilangan fokus di tengah-tengah. Ini karena rentang perhatian anak-anak memang pendek, tak seperti orang dewasa yang mampu mendengarkan ceramah dosen berjam-jam, misalnya. Maka itu, anak bisa lupa apa maksud pembicaraan Anda sebenarnya sehingga ia kemungkinan besar akan mengulangi kesalahan yang sama. 

Diomeli orangtua juga membuat anak merasa bahwa orangtua tidak memedulikan pendapat atau kondisinya, karena orangtua hanya mau bicara terus-terusan tanpa mendengarkan dirinya.

Solusinya, tegur anak dengan kalimat yang padat, jelas, dan singkat. Ada saatnya di mana Anda harus bicara panjang lebar dengan anak soal masalah-masalah yang agak berat. Namun, hal tersebut juga harus dilakukan dalam suasana yang mendukung dan dengan cara yang menarik supaya anak tidak mudah kehilangan fokus.
2. Nada bicara atau kata-kata yang dipilih orangtua kurang tepat
Apakah Anda sering mengomeli anak dengan nada bicara tinggi? Sesekali bicara dengan nada tinggi untuk mendisiplinkan anak memang wajar. Namun, kalau hal ini selalu Anda lakukan berulang-ulang dan omelan Anda terlalu panjang, lama-lama anak tidak tahan juga mendengarnya. 

Sedangkan kalau selama ini Anda kebanyakan menggunakan kata negatif seperti “jangan”, “tidak boleh”, dan “dilarang”, anak jadi bingung apa yang harus diperbuatnya karena orangtua hanya bisa melarang, bukan memberi arahan. Begitu juga kalau orangtua mengomeli anak dengan kata-kata kasar yang merendahkan, misalnya menyebut anak “bodoh”. 

Sebagai gantinya, tegaskan perintah Anda dengan arahan yang jelas dan dengan nada bicara rendah seperti, “Adik, masukkan tasmu ke kamar sekarang.” Jangan hanya mengomel dengan berkata, “Tasnya jangan ditaruh di situ, dong! Berantakan jadinya! Harus diberi tahu berapa kali, sih, kamu?”. Bila anak belum beranjak juga, Anda bisa menegaskan lagi dengan kalimat seperti, “Ibu hitung sampai tiga, tasmu sudah harus dimasukkan ke kamar.”
3. Terbiasa mengancam atau membentak anak
Hati-hati kalau orangtua terlalu sering mengancam atau membentak anak. Anak yang terbiasa diberi tahu dengan keras cenderung mengabaikan orangtua ketika mereka tidak bicara dengan nada biasa. Akibatnya, Anda harus selalu menarik urat dulu kalau ingin anak mendengarkan omelan orangtua.
Karena itu, ubah kebiasaan ini secara perlahan. Bicaralah dengan suara dan nada yang sedikit pelan tapi tetap tegas.
4. Mengomel sambil melakukan hal lainnya
Jika Anda merasa anak tidak mendengarkan nasihat, coba pastikan dulu bahwa Anda dan anak sedang tidak sibuk melakukan hal lain. Sering kali Anda berbicara tanpa mendapatkan perhatian mereka terlebih dahulu, sehingga mereka tidak akan mendengarkan apa yang Anda katakan.

Kalau ingin anak mendengarkan kata-kata orangtua, bicaralah empat mata. Jangan bicara sambil mencuci piring, main handphone, dan sebagainya. Mengomel sambil melakukan hal lain akan membuat anak menyepelekan omelan orangtua.
5. Orangtua tidak memberi contoh
Anak-anak akan mengikuti perilaku orangtuanya. Ya, diam-diam anak selalu memerhatikan tindak-tanduk orangtuanya sebagai tolak ukur perilaku yang bisa diterima atau tidak. Karena itu, kalau orangtua sendiri tidak memberikan contoh yang baik seperti bagaimana caranya mendengarkan dan menghargai orang lain, anak akan menirunya. 

Misalnya, pasangan Anda sedang mengoceh tentang sesuatu. Bukannya mendengarkan dengan baik dan mencari solusinya, Anda malah sibuk mengerjakan hal yang lain sambil terus membela diri. Kebiasaan ini akan ditiru oleh anak ketika suatu hari Anda mengomel padanya. 

Maka, jadilah teladan yang baik bagi anak. Ketika anak sedang mengomel panjang lebar, ajak anak untuk duduk bersama dan membicarakan duduk permasalahannya baik-baik. Lama-lama anak akan belajar bagaimana caranya bersikap ketika punya konflik dengan orang lain.

=== Semoga Bermanfaat ===

Sumber :  https://hellosehat.com
               

Saturday 16 December 2017

Cara Mengenali Dan Mengatasi Katarak Pada Bayi

Katarak pada bayi disebut juga katarak kongenital. Katarak umum dialami oleh pada lanjut usia (lansia). Nyatanya katarak pada bayi dan anak juga dapat terjadi.  Katarak jenis ini juga dapat menyebabkan kebutaan, sehingga penting untuk mengatasi katarak pada bayi sedini mungkin.

Apa itu katarak kongenital?

Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa mata yang terjadi sejak lahir. Lensa mata ini berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata menuju retina, sehingga mata bisa menangkap gambar dengan jelas. Namun, jika terjadi katarak, sinar cahaya yang masuk ke mata menjadi tersebar ketika melewati lensa yang keruh, sehingga gambar yang diterima mata menjadi kabur dan terdistorsi.

Katarak pada bayi dan anak dapat dideteksi sedini mungkin. Perhatikan bagian tengah mata bayi atau anak. Adanya warna abu-abu atau putih pada bagian pupil dapat menjadi gejala katarak. Kondisi lain yang dapat dikenali adalah kurangnya respon mata terhadap benda bergerak di depannya. Gerakan mata yang tidak wajar atau nistagmus, juga dapat menjadi pertanda bahwa bayi atau anak mengalami katarak.

Jika anak Anda menderita katarak kongenital, biasanya ia akan menunjukkan tanda-tanda, seperti terdapat noda keabu-abuan yang terlihat pada pupil mata bayi Anda atau bisa saja tidak, penglihatan bayi terlihat tidak peka dengan lingkungan sekitarnya (misalnya, bayi tidak menoleh ketika ada orang di sampingnya), atau pergerakan mata bayi yang tidak biasa.

Terdapat beberapa jenis katarak kongenital, yaitu:
  • Katarak polar anterior terletak di bagian depan lensa mata dan umumnya berhubungan dengan keturunan. Jenis katarak ini seringnya dianggap tidak perlu dilakukan operasi.
  • Katarak polar posterior muncul di bagian belakang lensa mata.
  • Katarak nuklear terletak di bagian tengah lensa mata dan ini merupakan jenis yang paling sering muncul.
  • Cerulean cataracts biasanya ditemukan pada kedua mata bayi. Biasanya jenis katarak kongenital ini tidak menyebabkan masalah penglihatan. Cerulean cataracts biasanya dihubungkan dengan keturunan.
Penyebab Katarak pada Bayi dan Anak

Faktor penyebab utama katarak pada bayi adalah kelainan kongenital atau cacat bawaan dari lahir. Hal ini terjadi sejak bayi berada dalam kandungan akibat dari lensa mata pada bayi tidak terbentuk secara sempurna.

Ibu yang mengalami infeksi penyakit tertentu seperti rubella dan cacar air saat sedang hamil juga bisa menyebabkan bayi lahir dengan kondisi mata mengalami katarak. Demikian pula anak yang lahir dengan kondisi sindrom Down, memiliki risiko lebih tinggi mengalami katarak.

Faktor keturunan juga cukup memiliki andil. Jika ayah, ibu atau keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit katarak, terdapat kemungkinan bayi atau anak juga mengalami hal yang serupa.

Selain kelainan bawaan sejak dalam kandungan, katarak pada bayi dan anak juga dapat terjadi akibat komplikasi dari penyakit mata, cedera pada mata, diabetes, terapi radiasi atau konsumsi obat kortikosteroid.

Cara Mengatasi Katarak pada Bayi dan Anak

Apabila tampak gejala katarak pada bayi atau anak, segeralah konsultasi ke dokter mata guna mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter mata biasanya akan melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh agar kondisi mata bayi atau anak dapat diketahui dengan baik. Selain tes mata, dokter mungkin akan menyarankan tes darah atau Rontgen dan CT scan kepala, pada bayi atau anak Anda.

Jika tes sudah dilakukan dan dari hasil tes menunjukkan bahwa katarak yang diderita terbilang ringan dan tidak memengaruhi penglihatan, kemungkinan tidak segera dilakukan operasi katarak. Namun jika sudah memengaruhi penglihatan, operasi pengangkatan katarak sangat dianjurkan untuk menghindari gangguan penglihatan dalam jangka panjang. Dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk melakukan operasi katarak sebelum bayi berusia 3 bulan.

Setelah tindakan operasi dilakukan, beberapa tindakan lanjutan yang dapat direkomendasikan untuk memulihkan kondisi penglihatan mata bayi atau anak, berupa:
  • Pemasangan lensa kontak
Penggunaan lensa kontak umumnya disarankan pada operasi katarak yang dilakukan pada bayi atau anak usia di bawah dua tahun. Sebab, kekuatan mata atau fokus mata pada usia ini terbilang cepat mengalami perubahan.
  • Pemasangan lensa intraokular
Pemasangan atau penanaman lensa mata buatan juga bisa menjadi solusi untuk menggantikan peran lensa mata pada anak.
  • Penggunaan kacamata
Pada kasus tertentu di mana operasi katarak dilakukan pada kedua mata, umumnya akan disarankan penggunaan kacamata. Begitu pula jika penggunaan lensa kontak dan lensa intraokular tidak efektif. Tak jarang pula, penggunaan kacamata juga disarankan meskipun telah menggunakan lensa kontak ataupun lensa intraokular.

Beberapa jenis penyebab katarak pada bayi dan anak sulit dicegah. Namun, penyebab katarak tertentu dapat diminimalisir, seperti infeksi pada ibu hamil. Konsultasi dengan dokter untuk vaksinasi yang diperlukan sebelum hamil guna mencegah infeksi pada kehamilan.

Yang tidak kalah penting, segera periksa ke dokter mata jika tampak gejala-gejala gangguan penglihatan pada bayi dan anak. Semakin awal katarak pada bayi terdeteksi dan diobati, maka semakin rendah risiko timbulnya gangguan pada penglihatannya.

=== Semoga Bermanfaat ===

Sumber : http://www.alodokter.com
              

Friday 15 December 2017

Menyikapi Batuk Pada Anak

Pada saat pergantian musim atau pancaroba, banyak orang yang mengalami batuk. Tidak hanya bagi orang dewasa, batuk pada anak juga dapat mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Yang perlu dipahami, batuk merupakan suatu gejala yang bersifat melindungi bagi tubuh. Batuk merupakan upaya alami tubuh untuk mengeluarkan lendir atau benda asing dari paru-paru dan aliran udara yang tersumbat.


Upaya Mengeluarkan Lendir

Selama batuk pada anak tidak mengakibatkan gangguan makan, minum, pernapasan, serta tidak ada suara mengi yang mengiringi, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Meski sekilas tampak mengganggu, batuk sebenarnya bermanfaat membersihkan dahak atau lendir dari dalam dada maupun bagian belakang tenggorokan. Beberapa penyebab batuk pada anak-anak, antara lain:
  • Flu sering kali memicu reaksi batuk sebagai upaya alami tubuh dalam mengeluarkan lendir dari bagian belakang tenggorokan.
  • Infeksi bakteri atau virus juga dapat memicu batuk yang diiringi dengan sesak napas dan demam.
  • Gejala asma. Ditandai dengan batuk yang terjadi dalam jangka waktu lama, setelah anak berlari-lari atau batuk yang muncul/memburuk pada malam hari. Batuk jenis ini juga sering diiringi suara mengi atau sesak napas.
  • Faktor udara atau lingkungan. Asap rokok atau berada di sekitar hewan peliharaan bisa membuat anak batuk-batuk.
Perawatan di Rumah

Sebagian batuk pada anak disebabkan oleh virus. Infeksi yang disebabkan virus  dapat berlangsung hingga dua minggu. Hindari penggunaan antibiotik untuk mengobati kondisi ini karena tidak efektif dalam membasmi virus.
Sepanjang waktu tidur anak tidak terganggu, tidak diperlukan obat untuk mengatasi batuk. Bagi anak usia di bawah 6 tahun, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi obat batuk yang dijual bebas tanpa konsultasi dokter.
Saat anak batuk, orang tua dapat membantu anak merasa lebih nyaman, yaitu dengan cara:
  • Menjaga tubuh anak mendapat cukup cairan. Teh hangat, jus jeruk lemon hangat dengan madu dapat membantu mencegah dehidrasi sekaligus mengatasi tenggorokan yang terasa kering. Namun hindari madu pada anak yang berusia kurang dari satu tahun.
  • Jika batuk terjadi terus-menerus, manfaatkan uap air panas. Cobalah duduk bersama anak Anda sambil anak menghirup uap dari semangkok air panas selama sekitar 20 menit. Atau Anda bisa membawa anak ke luar rumah untuk menghirup udara segar sekitar 10-15 menit.
  • Jika tersedia, manfaatkan alat pelembap udara di kamar anak Anda yang tengah batuk. Nyalakan sebelum anak tidur.
Jika batuk anak Anda disebabkan oleh asma, tanyakan kepada dokter mengenai rencana penanganan asma yang tepat pada anak. Sediakan selalu obat asma yang diperlukan dalam jangkauan Anda. Jangan pernah berikan obat antibiotik sisa atau yang pernah diminum anggota keluarga lain untuk anak Anda yang sedang batuk. Jika dokter memberikan obat untuk batuk anak, pastikan Anda mengikuti instruksi dengan benar.

Waspada Jika Disertai Gejala Lain

Jika timbul gejala lain yang mengiringi batuk, segera konsultasikan kepada dokter atau bawa anak ke unit kesehatan terdekat untuk memperoleh pertolongan secepatnya. Misalnya jika terjadi gejala:
  • Kesulitan bernapas atau napas lebih cepat dari biasanya.
  • Demam makin parah.
  • Pucat atau biru pada bibir, lidah, atau wajah.
  • Demam dan batuk terjadi pada bayi usia kurang dari tiga bulan.
  • Napas berbunyi setelah batuk.
  • Anak tampak lemas, rewel, dan tidak nyaman.
  • Dehidrasi yang ditandai dengan mulut kering, pusing, mengantuk, menangis tanpa air mata, mata cekung, dan lebih sedikit buang air kecil.
  • Batuk disertai darah.
Cara Mencegah Batuk dan Mengobati Batuk pada Anak

Tidak mudah untuk mencegah batuk pada anak, namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi penularan.

Pada musim flu, Anda dapat mengajak anak mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran virus. Minta orang dewasa di tempat aktivitas anak Anda untuk melakukan hal yang sama. Kemudian, jangan biarkan anak-anak Anda mendekati orang yang terkena flu batuk.

Larang perokok berada di sekitar rumah atau tempat aktivitas anak. Menjadi perokok pasif bagi anak dapat menyebabkan dirinya menghadapi berbagai risiko kesehatan selain batuk, antara lain asma, alergi, pilek, dan lain-lain.

Perhatikan jadwal vaksinasi anak. Pastikan si kecil memperoleh vaksinasi difteri, pertusis/batuk rejan, dan tetanus (DPT). Jika diperlukan, minta dokter untuk memberikan vaksinasi khusus flu juga.

Batuk sebagai respons alami tubuh untuk mengeluarkan lendir atau benda asing lain, harus disikapi dengan tepat. Lakukan perawatan di rumah untuk membantu melegakan pernapasan anak, obat batuk anak yang sesuai dengan jenis batuk dan usia juga dapat digunakan untuk membantu meredakan gejala, apalagi obat batuk dengan variasi rasa yang disukai anak dapat mempermudah pemberian obat pada anak. Namun jika batuk tidak kunjung sembuh dan timbul gejala-gejala lain yang berbahaya, jangan segan untuk segera meminta pertolongan ahli medis.

=== Semoga Bermanfaat ===

Sumber : http://www.alodokter.com

Thursday 14 December 2017

Beberapa Langkah Memilih PAUD Yang Tepat Untuk Buah Hati


Para ahli percaya bahwa di dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak dapat belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman seusia dan orang-orang dewasa juga. Balita yang menjalani masa PAUD diperkirakan menjadi lebih siap untuk memasuki tahap pendidikan selanjutnya. Meski demikian, bukan berarti bahwa balita yang bermain di PAUD secara akademis pasti lebih maju dibandingkan mereka yang tidak. 

Di Indonesia, menurut Permendiknas no. 58 tahun 2009, PAUD dijabarkan sebagai pendidikan awal untuk mengembangkan moral dan agama, motorik halus dan kasar, kecerdasan, sosio emosional, dan komunikasi sesuai tahapan perkembangan anak. Sementara yang dimaksud dengan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah anak usia 0-6 tahun.

Saat ini,  PAUD umumnya diperuntukkan bagi anak usia 2-6 tahun, terbagi menjadi usia 2-4 tahun masa pra Taman Kanak-Kanak (pra TK), dan 4-6 tahun di Taman Kanak-kanak (TK).

Selanjutnya, mengenai bagaimana cara menemukan PAUD yang tepat untuk Buah Hati tidak boleh sembarangan. Nyatanya ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan:
  • Cari informasi sebanyak mungkin
Cari tahu tentang metode pengajaran sekolah dengan bicara dengan kepala sekolah atau guru PAUD saat berkunjung ke sana. Saat ini telah banyak PAUD yang memiliki blog, media sosial, atau situs daring untuk mempromosikan sekolah mereka. Ada juga berbagai forum tempat para orang tua saling berbagi cerita tentang sekolah. Anda juga dapat berbincang secara daring dengan orang tua yang sudah menyekolahkan anak mereka di sana.
  • Kenali keunikan anak Anda 
Sekolah PAUD terbaik bukanlah yang termahal dan dipenuhi oleh antrean pendaftaran terpanjang. PAUD terbaik seharusnya yang sesuai dengan watak dan kesukaan anak Anda. Untuk itu, mengenali kemampuan dan keunikan anak Anda adalah hal terutama yang wajib dilakukan. Jangan keliru, tiap anak memiliki karakteristik berbeda yang membuatnya unik. Ada yang gemar bermain di luar, ada yang lebih suka menggambar, ataupun bermain bunyi-bunyian. Sesuaikan pilihan Anda dengan kegemaran dan kemampuan anak sehingga dia senang dan berkembang.
  • Libatkan si Kecil
Sebaiknya ajak si Kecil saat sedang survei sekolah karena dia yang akan menghabiskan waktu lama di sana. Sebelumnya Anda dapat jelaskan kepadanya mengenai mengapa dia perlu bersekolah dan apa saja hal-hal menyenangkan yang dia bisa lakukan di sana. Ajak dia memilih perlengkapan sekolahnya sendiri, seperti sepatu dan tas, sehingga dia senang memulai momen barunya ini.
  • Pilih yang dekat dari rumah
Penting untuk memastikan lokasi PAUD berada dalam jarak yang mudah diakses dari rumah dan tidak menghabiskan waktu perjalanan terlalu lama. Selain menghindari anak kelelahan selama dalam perjalanan, keadaan ini pun memudahkan Anda atau orang lain yang Anda percayai untuk mengantar dan menjemputnya. Jangan sampai dia terlambat diantar dan dijemput karena lokasi sekolah yang terlalu jauh atau macet.
  • Kurikulum dan metode pengajaran
Sebagian orang tua setuju bahwa kemampuan baca-tulis-hitung (calistung) dan bahasa asing perlu diajarkan di dalam PAUD, sementara sebagian orang tua tidak. Masing-masing memiliki latar belakang dan alasan tersendiri. Hal yang terpenting, jika anak dapat membaca tanpa merasa dipaksa, maka seterusnya dia akan mempersepsikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, menurut seorang ahli psikologi, tidak ada hubungan antara seberapa dini anak belajar membaca dengan kemampuannya membaca di kemudian hari. Maka dari itu, pilihlah sekolah yang sesuai dengan prinsip tersebut dan sesuai kemampuan serta minat anak.
  • Jumlah anak dalam tiap kelas
Berapa jumlah anak dalam tiap kelas dan berapa jumlah guru untuk menangani mereka? Makin sedikit jumlah anak yang perlu ditangani tiap guru memungkinkan anak mendapat perhatian yang lebih baik.
  • Kondisi sekolah
PAUD akan menjadi rumah kedua anak sehingga pastikan bahwa anak berada di lingkungan yang bersih dan terawat. Bagaimana dengan tingkat keamanannya? Apakah ada petugas yang berjaga agar anak tidak dijemput orang asing? Periksa apakah toiletnya bersih atau bagaimana dengan bangunan secara keseluruhan serta kelayakan peralatan bermain. Pastikan semua benar-benar aman dan terawat dengan baik.
  • PAUD terakreditasi
Sekolah yang telah terakreditasi berarti telah memenuhi standar Badan Akreditasi Nasional di bawah Departemen Pendidikan. Pastikan PAUD yang Anda tuju telah memenuhi standar akreditasi untuk menjamin kepastian dan kelanjutan pendidikan anak pada jenjang berikutnya.
  • Fasilitas permainan dan pendidikan
Pastikan keberadaan alat-alat bermain dan sarana-sarana lain, seperti perpustakaan dan kamar istirahat untuk siswa yang sakit. Semua ini berperan penting sebagai sarana eksplorasi anak. Cermati juga apakah sekolah tersebut menyediakan kegiatan yang disukai anak Anda, seperti menari, musik, olahraga, ataupun dongeng.
  • Kebersihan makanan
Jika PAUD menawarkan makanan untuk anak-anak di sekolah, maka sebisa mungkin pastikan bahwa makanan tersebut memenuhi standar kebersihan dan kesehatan.
  • Sikap para guru dan staf
Sikap guru dan staf akan berdampak kepada bagaimana nantinya anak bersikap. Hal ini menciptakan perbedaan besar terhadap suasana PAUD yang ceria dan mendukung perkembangan anak.

Sekali lagi yang perlu kita ingatkan kepada diri sendiri, Pendidikan Anak Usia Dini yang tepat untuk anak tertentu belum tentu sesuai juga untuk anak yang lain. Hindari membandingkan anak Anda dengan anak yang lain sehingga Anda dapat menemukan PAUD yang tepat. Lebih jauh lagi, jangan lupa bahwa PAUD seharusnya menjadi lembaga bermain yang menyenangkan bagi anak. Jika anak Anda terlihat sama sekali belum siap untuk masuk PAUD di usia 2-3 tahun, maka sebaiknya tidak perlu terlalu memaksanya untuk menyesuaikan diri.

Jika dipaksa, PAUD justru dapat menjadi tempat yang menakutkan bagi anak. Selain itu, memang tidak semua balita tepat untuk disekolahkan di PAUD. Sebagian anak yang tidak nyaman dengan stimulasi tertentu, seperti musik atau suara keras, cenderung lebih berisiko mogok sekolah jika harus berada di tengah keramaian. Walau PAUD bermanfaat memicu balita belajar berinteraksi, tapi bukan berarti bahwa balita yang tidak ikut PAUD atau belajar di rumah tidak akan belajar bersosialisasi atau memiliki kemampuan lain.

Semoga Bermanfaat

Sumber : http://www.alodokter.com

Wednesday 13 December 2017

Gejala Berat Badan Kurang Pada Si Kecil Yang Harus Diwaspadai

Mengenali berbagai gejala si Kecil mengalami gangguan pertumbuhan harus dipahami oleh para orang tua. Salah satu tanda yang terlihat yakni si Kecil memiliki berat badan kurang. Jika Si Kecil bertubuh kurus, Anda dianjurkan berhati-hati. Pasalnya, ada banyak alasan dan penyebab dari berat badan kurang, seperti faktor genetik, kurangnya asupan nutrisi, serta kondisi medis tertentu.

Prevalensi Anak dengan Berat Badan Kurang di Indonesia

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2016, terdapat sekitar 8,9 persen anak yang mengalami berat badan di bawah normal (kurus) dan sekitar 3,7 persen yang masuk ke dalam kategori sangat kurus.

Untuk mewaspadai berat badan kurang, anak-anak perlu melakukan penimbangan berat badan secara rutin, yakni pada usia baru lahir hingga 5 tahun. Terdapat acuan berat badan normal untuk Si Kecil yang dikeluarkan dari Departemen Kesehatan RI, yakni Kartu Menuju Sehat (KMS). Petugas kesehatan di Puskesmas dan Posyandu akan menimbang berat badan Si Kecil.

Jika setelah ditimbang hasil KMS menunjukkan berat badan anak berada pada zona antara garis hitam dan garis merah (z score berada di antara angka -3 SD sampai di dengan < -2SD), maka Bunda harus berhati-hati, karena berarti berat badan anak tersebut di bawah normal, yang jika tidak ditangani maka Si Kecil bisa saja mengalami malnutrisi.


Ini Kurus yang Tidak Normal

Malnutrisi atau kekurangan gizi adalah masalah gizi yang umum ditemukan di seluruh dunia. WHO atau badan kesehatan dunia memperkirakan sekitar 181,9 juta atau 32 persen anak yang tinggal di negara berkembang mengalami malnutrisi atau busung lapar, dan sekitar 5 juta kasus kematian anak di bawah usia 5 tahun di daerah tersebut disebabkan oleh malnutrisi.

Penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab Si Kecil mengalami berat badan kurang. Beberapa hal yang dapat menyebabkan Si Kecil memiliki berat badan kurang (underweight), di antaranya:
  • Faktor genetik.
  • Kurang asupan gizi.
    Makanan menyediakan energi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh Si Kecil untuk membuatnya menjadi sehat. Jika Si Kecil tidak mendapatkan kalori dan nutrisi yang cukup, meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, Ia bisa  mengalami kekurangan gizi.
  • Kondisi medis tertentu:
    - Mengalami infeksi.
    - Adanya masalah pada usus, jantung, hormon, paru-paru, dan juga hati.
    - Anak-anak dengan fibrosis kistik yang mengalami kesulitan menyerap nutrisi. Penyakit ini menyerang pankreas, yakni organ yang bertugas memproduksi enzim yang diperlukan untuk pencernaan.
Selain memiliki tubuh yang kurus, tanda lain yang dapat diperhatikan untuk mengetahui Si Kecil memiliki berat badan kurang, adalah tulang rusuk Si Kecil yang terlihat jelas saat Anda memandikannya, ukuran pakaian yang tidak bertambah setelah beberapa bulan, berat tubuhnya yang tidak bertambah, serta rentan sakit.

Lakukan Ini untuk Menambah Berat Badan Si Kecil

Berat  badan kurang pada Si Kecil bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Selain menggunakan KMS, Ibu juga dapat mewaspadai berat badan dan tumbuh kembang si Kecil dengan mengakses situs www.cekberatanak.id untuk memantau perkembangan berat badan Si Kecil.  Ibu cukup memasukkan data-data Si Kecil berupa berat badan, tanggal lahir, dan juga tinggi badan untuk melihat status pertumbuhan Si Kecil.

Penting bagi para ibu untuk selalu melakukan pengecekan rutin kondisi kesehatan Si Kecil ke puskesmas atau posyandu terdekat. Jika berat badan Si Kecil tidak mengalami kenaikan selama dua kali pemeriksaan rutin berturut-turut, maka segera bawalah buah hati Anda ke petugas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Bagi bayi berusia di bawah 6 bulan, ASI merupakan sumber asupan utama. Apabila berat badan kurang terjadi pada usia ini, di mana bayi masih mengonsumsi ASI, konsultasikanlah dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Sementara untuk anak di atas usia 6 bulan yang mengalami berat badan kurang, beberapa cara ini dapat membantu Si Kecil untuk menambah berat badannya:
  • Biarkan Si Kecil mengonsumsi makanan berlemak, yang mengandung lemak  baik. Anda dapat mengoleskan mentega ke rotinya, menambahkan parutan keju di atas pastanya, menambahkan mayones pada roti isinya, atau jika dia telah berumur 4 tahun atau lebih, Anda dapat menambahkan selai kacang untuknya.
  • Berikan Si Kecil camilan berkalori tinggi seperti keju, biskuit selai kacang, daging, atau yogurt.
  • Buatlah sup dengan menggunakan susu dan bukan air. Membuat sup dari susu berperan dalam menambah asupan kalori Si Kecil.
  • Konsumsi buah pisang dan alpukat sebagai camilan di antara waktu makan.
  • Konsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran dalam sehari.
  • Pilihlah protein tanpa lemak. Seperti kacang-kacangan, ikan, telur, dan sumber protein lainnya.
Selain itu, Anda juga dapat memberinya asupan tambahan dalam bentuk susu dengan kalori dan nutrisi yang diformulasikan khusus untuk mencegah dan mengatasi kasus malnutrisi ini.

Kendati ingin menambah berat badan Si Kecil, bukan berarti Anda bebas memberikan segala jenis asupan padanya. Jangan berikan asupan tinggi kalori yang kurang sehat, seperti minuman manis, permen, atau keik, karena minuman dan makanan tersebut tidak mengandung nilai gizi yang baik.

Jika Anda telah menerapkan beberapa cara di atas namun Si Kecil tetap memiliki tubuh yang kurus serta mengalami beberapa gejala underweight, ada baiknya Anda segera konsultasikan kondisi buah hati Anda ke dokter spesialis anak atau ahli gizi.

Sumber : http://www.alodokter.com 

Semoga Bermanfaat

Monday 11 December 2017

Bolehkah Wanita Hamil minum Kopi ?


Ada kesepakatan umum bahwa wanita hamil dan wanita yang mencoba untuk hamil harus menghindari konsumsi kafein tapi setelah beberapa dekade kontroversi dan bukti yang bertentangan, masih ada konsensus (kesepakatan oleh para ahli) tentang berapa banyak kafein yang aman dikonsumsi selama kehamilan. Para ahli menyarankan para wanita untuk membatasi asupan kafein mereka menjadi kurang dari 200 miligram per hari, yaitu sekitar 12-ons cangkir kopi. Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi 200 mg atau lebih kafein sehari memiliki dua kali lipat risiko keguguran dari pada meraka yang tidak mengkonsusi kafein.
 
Namun, tidak semua penelitian yang menunjukkan adanya hubungan konsumsi kafein dan risiko keguguran yang lebih tinggi. Seperti sebuah penelitian di Denmark yang dilansir dari babycenter.com menemukan adanya risiko bayi mati setelah beberapa jam kelahirannya lebih dari dua kali lipat pada wanita yang mengkonsumsi delapan cangkir kopi setiap harinya dibandingkan dengan wanita lainnya. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir dengan riwayat ibunya mengkonsumsi lebih dari 500 mg kafein sehari memiliki detak jantung dan tingkat pernapasan yang lebih cepat dan menghabiskan lebih banyak waktu terjaga di beberapa hari pertama kelahirannya. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi kafein tinggi dan sedikit penurunan berat badan pada kelahiran bayi meskipun penelitian lain telah menunjukkan ada hubungan yang berhubungan.

Anda akan merasa lebih baik jika Anda tidak mengkonsumsi banyak kafein. Ini stimulan, sehingga meningkatkan detak jantung Anda. Apalagi  dapat membuat Anda merasa gelisah dan menyebabkan insomnia. Kafein juga dapat berkontribusi pada heartburn (keadaan merasa panas pada bagian perut) dengan merangsang sekresi asam lambung. Efek ini akan lebih terasa ketika memasuki kehamilan trimester pertama karena kemampuan tubuh Anda untuk memecah kafein melambat, sehingga Anda berakhir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam aliran darah Anda. Selama trimester kedua, dibutuhkan hampir dua kali lebih lama untuk membersihkan kafein dari tubuh Anda seperti ketika Anda tidak hamil.

Selama trimester ketiga, dibutuhkan hampir tiga kali lebih lama.Hal ini dapat mempengaruhi jumlah kafein yang melintasi plasenta dan mencapai bayi Anda, yang tidak bisa memproses secara efisien. Minuman yang mengandung kafein memiliki senyawa yang disebut fenol yang membuat lebih sulit bagi tubuh Anda untuk menyerap zat besi. Padahal zat besi sangat penting untuk wanita hamil, karena banyak wanita hamil yang sudah rendah pada besi. Bila anda akan mengkonsumsi minuman berkafein seperti teh dan kopi sebaiknya antara waktu makan sehingga akan memiliki lebih sedikit efek pada penyerapan zat besi. Jumlah kafein dalam satu porsi kopi bervariasi, tergantung pada jenis proses pembuatan kopi dan juga takaran yang digunakan untuk menyeduh kopi (espresso mengandung lebih banyak kafein per ons, disajikan dalam cangkir kecil, sehingga secangkir penuh kopi diseduh akan memberikan lebih banyak kafein).

Bagi anda yang sedang hamil menghindari kebiasaan untuk mengkonsumsi kafein seperti kopi dan teh yang sulit, dapat anda kurangi dengan cukup mengkonsumsi satu cangkir perhari. Anda juga bisa melakukan pencampuran kopi dengan susu, dan mengurangi takaran kopi. Di rumah, cobalah menggunakan lebih sedikit kopi bubuk (atau daun teh) ketika menyeduh. Meskipun teh herbal sering tidak memiliki kafein, pastikan untuk membaca daftar bahan terlebih dahulu, tumbuh-tumbuhan tertentu dan zat aditif mungkin tidak aman selama kehamilan, sehingga diperlukan konsultasi dengan dokter.


Semoga Bermanfaat

Berapa Lamakah Bayi Perlu tidur ?

Bayi memiliki kebiasaan lama tidur yang berbeda. Hal ini tergantung dari banyak faktor, termasuk salah satunya adalah berdasarkan usia dari bayi itu sendiri. Pada usia awal-awal kelahirannya, bayi tentunya memiliki jam tidur yang paling lama. Kemudia seiring usia bertambah, bayi mulai mengurangi jumlah jam tidurnya. Selain itu kebiasaan yang diterapkan oleh orang tuanya mengenai jam tidur, juga menjadi faktor penentu kebiasaan tidur anak.

Oleh karena itu, orang tua diharapkan memiliki peran yang aktif dalam mebentuk pola tidur bayi yang baik.

Berikut ini adalah gambaran umum (tidak serta merta setiap bayi sama) mengenai jumlah jam tidur bayi berdasar usia:
1. Usia Bayi 1-4 minggu: Waktu Tidur 15 - 16 jam perhari
Bayi baru lahir biasanya minimun tidur hingga 15 jam per hari, bahkan ada yang hingga 18 jam perhari. Sedangkan bayi yang terlahir prematur, biasanya memiliki waktu tidur yang lebih lama. Bayi yang baru lahir belum mengenal siklus waktu, dia belum mengenal siang atau malam, oleh karena itu, tidurnya belum berpola, bisa saja dia sering tidur di siang hari atau sebaliknya.
2. Usia Bayi 1 - 4 bulan: Waktu Tidur 14 - 15 Jam Perhari
Pada usia bayi satu bulan, bayi sudah sedikit menemukan pola tidurnya. Ketika sekali tidur, bayi bisa menghabiskan 4-5 jam dan itu biasanya akan sering terjadi pada malam hari. Pada masa ini bayi sudah mulai sedikit bisa merasakan mana malam dan siang hari.
3. Usia Bayi 4 - 12 Bulan: Waktu Tidur 14 - 15 Jam Perhari
Tidur dengan waktu selama 15 jam adalah ideal bagi bayi dengan usia tersebut, namun saat menginjak usia 11 bulan, bayi biasanya tidur dengan waktu sekitar 12 jam. Pada usia ini, memberi kebiasaan jam tidur bayi yang baik adalah hal yang utama, karena bayi sudah mulai beinteraksi dan pola tidurnya bisa mengikuti orang dewasa. Jika orang tua gagal menerapkan pola tidur yang baik pada masa ini, maka kebiasaan gagal tersebut akan terbawa hingga besar nanti.
4. Usia 1 - 3 Tahun : Waktu Tidur 12 - 14 Jam Perhari
Pada usia ini, anak anda sudah mulai kehilangan pola tidur di pagi hari. Mereka masih tidur hanya sekali pada siang hari, dan dilanjutkan pada malam harinya nanti. Anak-anak yang masih memerlukan tidur siang biasanya saat usia 21 hingga 36 bulan, dan biasanya membutuhkan 3 hingga 4 jam. Pada malam hari biasanya anak akan tertidur antara jam 7 hingga jam 9 malam (tergantung kebiasaan) dan akan terbangun pagi harinya antara jam 6 atau jam 8.
5. Usia 3 - 6 Tahun : Waktu Tidur 10 - 12 Jam Perhari
Anak-anak pada usia ini akan pergi tidur malam mulai jam 7 atau jam 9 dan bangun antara jam 6 hingga jam 8 pagi. Pada usia 3 tahun, masih ada anak yang memerlukan tidur siang, dan saat menginjak usia 5 tahun, kebiasaan tidur siang mulai ditinggalkan.

Beberapa Bayi Mengalami Masalah Tidur 
Kita semua tidur dalam siklus yang terdiri dari blocks :
  • Light sleep dan
  • Deep sleep, ketika bangun kita merasa nyaman.
Bayi yang mengalami sulit tidur, biasanya merasa tidak nyaman setelah bangun dari tidur yang dalam (deep sleep). Hal ini dapat terjadi, biasanya akibat dari cara ia ditidurkan.

Bayi dapat ditidurkan dengan beberapa cara.
  • Diletakkan di dalam boks dan dibiarkan hingga tertidur sendiri.
  • Ditidurkan dengan dibuai dalam pelukan, di dada, di dalam buaian, atau di atas tempat tidur mama.
Pada situasi ini, bayi yang baru tertidur dipindahkan ke dalam boks. Saat ia bangun, ia merasa takut karena mama atau buaiannya menghilang. Bayangkan bila Anda merasa nyaman tertidur di atas kasur tiba-tiba saat terjaga Anda sedang berada di bath tub. Tentu Anda akan merasa takut.

Di usia sekitar 8 bulan, siklus tidur bayi berubah hingga 60 menit. Ia pun mengalami apa yang disebut gelisah, yaitu saat mama tidak berada di dekatnya.

Jika bayi ditidurkan dengan cara dibuai dalam pelukan mama lalu kemudian dipindahkan ke dalam boks, satu jam berikutnya ia akan bangun dengan ketakutan yang amat sangat karena tidak berada dalam pelukan mama. Ia akan menangis kencang sementara mama kembali membuainya sampai ia tertidur, lalu mengembalikannya ke dalam boks. Hal ini menjadi kebiasaan tidak baik dan disebut asosiasi tidur. 

Rutinitas

Rutinitas adalah cara paling ampuh agar bayi atau balita tidur sendiri. Bayi merespon pada pola atau kejadian yang dikenalinya. Tidur di suasana yang sama setiap malam memberikan rasa aman dan nyaman.

Menetapkan rutinitas tidur tak hanya memberi manfaat bagi anak, tapi juga bagi Anda dan pasangan. Istirahat malam yang baik berguna bagi orang tua yang lelah dan memberikan Anda kesempatan berduaan dengan pasangan dan ujung-ujungnya baik bagi hubungan Anda.

Anda dapat memulai rutinitas tersebut begitu bayi pulang dari rumah sakit. Sangat penting untuk menetapkan sebuah pola untuknya yang akan menjadi rutinitas yang akan dipelajari bayi. Ingatlah untuk membentuk sebuah kebiasaan hanya memerlukan waktu 3 hari.

Saat membawa bayi pulang ke rumah, kerabat akan terbiasa menggendong bayi hingga ia akan berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Jika bayi terlihat lelah dan ingin tidur, atau tertidur di pelukan mereka, Anda mungkin tak ingin bersikap kasar untuk langsung mengambil bayi. SEbaliknya, ajak mereka untuk memperhatikan Anda meletakkan bayi di dalam boksnya. Lagi pula, mereka bisa saja menjadi orang yang akan Anda mintai pertolongan untuk menjaga bayi. Alangkah bagusnya kalau mereka juga sudah tahu cara menidurkan anak Anda.

Cara paling ampuh untuk menetapkan rutinitas tidur adalah menggunakan the Newborn sleep - Settling your baby. Sepanjang siang saat ia terjaga, susui lalu letakkan di atas lantai untuk bermain. Usia bayi akan menunjukkan berapa lama ia akan bermain sampai memperlihatkan tanda-tanda kelelahan. Perhatikan tanda-tanda tersebut lalu lakukan the settling techniques.

Kala sore hari setelah makan malam atau sesi menyusui, gantikan waktu bermain dengan mandi dalam suasana rileks. Lalu peluk ia beberapa waktu, mungkin juga membacakan satu hingga dua cerita. Pijat bayi dengan losion juga berguna untuk membuat bayi rileks. Hindari menstimulasi bayi berlebihan sebelum waktu tidur termasuk pikiran. Semakin lama bayi terjaga, akan semakin lelahlah ia. Bayi yang terlalu lelah sangat sulit untuk ditidurkan.

Semoga Bermanfaat

Monday 20 November 2017

Hal Penting Yang Harus Diketahuin Saat Mengganti Popok Balita


Menjaga kesehatan bayi merupakan salah satu hal yang sangat penting, terlebih lagi bagi bayi yang baru lahir. Sistem kekebalan tubuh bayi berbeda dengan anak-anak ataupun orang dewasa. Dalam hal ini sistem kekebalan tubuh bayi belum sepenuhnya bisa berfungsi dengan baik sehingga rentan terkena berbagai macam penyakit.

Salah satu bagian tubuh bayi yang rentan terkena penyakit yaitu pada bagian kulit. Hal ini karena kulit bayi masih sangat tipis sehingga mudah terkena iritasi. Kebersihan kulit bayi harus senantiasa dijaga supaya tidak mudah lembab ataupun kering. Kondisi kulit bayi yang basah akan menyebabkan iritasi, bahkan pada kondisi yang parah akan menimbulkan infeksi. Bagian tubuh yang mudah terkena iritasi yaitu lipatan kulit disekitar selangkangan bayi yang tertutup oleh popok.

Ketika bayi berusia sekitar 24 bulan, biasanya bayi telah memiliki kemampuan fisik dan bahasa yang dibutuhkan untuk berlatih ke kamar kecil. Namun meski demikian, popok masih saja menjadi kebutuhan pokok yang tidak terpisahkan bagi kebanyakan bayi dengan usia 2 tahun ke atas.

Popok bayi yang basah dan kotor bisa menimbulkan masalah kulit apabila tidak segera diganti. Kondisi popok yang basah akan memicu pertumbuhan bakteri penyebab iritasi. Maka dari itu sangat disarankan untuk segera mengganti popok bayi yang basah. Mengganti popok membutuhkan perhatian khusus dan harus dilakukan dengan cara yang benar. Selain itu, ada hal-hal penting yang harus Anda perhatikan dalam mengganti popok bayi.

Beberapa Hal penting Yang Harus Diketahui Saat Mengganti Popok Balita
1. Pilihlah Lokasi Penggantian Popok yang Benar
Seorang balita yang berganti popok dimeja kecil tempat biasa ia mengganti popoknya dulu, mungkin akan sering menggeliat, ketika banyak pergerakan dari si balita, maka beban pada meja yang ia tumpangi akan semakin besar yang membuat meja yang ia tumpangi menjadi tidak sepadan dengan resiko jatuhnya. Untuk itulah, lebih baik ganti dengan alas di lantai. Selain itu, menggantinya dilantai akan mempermudah anda. Namun sebaiknya, pilihlah lokasi penggantian popok yang pantas, anda mungkin sudah terbiasa dengan popok yang sudah penuh, sampai-sampai melupakan jika tak semua orang disekitar anda sama terbiasanya dengan anda.
2. Perhatikan Ukuran Popok Berubah dengan Cepat
Sebelum anda memutuskan untuk membeli persediaan popok yang super banyak, ada baiknya pastikan terlebih dahulu jika anda mendapatkan ukuran popok yang sesuai dengan ukuran balita anda. Anak-anak tumbuh dalam tingkatan yang tidak sama dimana penilaian berdasarkan berat tubuh akan lebih sesuai dibandingkan dengan usia dalam menentukan ukuran popok. Untuk itu, ada baiknya simpan dan ketahui berat bobot bayi sebelum memutuskan memborong popok bayi. Jika anda belum yakin dengan berat tubuh bayi anda, ada baiknya lakukan penimbangan dirumah. Apabila bayi belum bisa berdiri tegak diatas timbangan, timbang berat badan anda dan bandingkan dengan berat badan ketika menggendongnya
3. Segera Atasi Jika Timbul Ruam
Jika balita yang mengenakan popok kemudian timbul ruam merah akibat iritasi, perlakukan hal yang sama seperti saat ia masih kecil. Segera oleskan dengan salep anti ruam. Selain itu, amati pula pertanda kemungkinan infeksi seperti demam, bisul, ruam yang menyebar keluar popok. Jika anda menemukan salah satunya, ada baiknya segera tanyakan obatnya ke dokter.
4. Jangan Abaikan Popok yang Kotor
Saat popok basah tak mengganggu anak, biasanya orang tua cenderug akan membiarkannya lebih lama. Apalagi komponen gel penyerap yang ada pada popok dapat menjaga cairan agar tidak merembes ke bagian bawah bayi. Hal ini malah membuat kita semakin keenakan membiarkan anak yang tidak mengeluh dengan popok basahnya. Namun hal ini, sebenarnya keliru, popok yang basah masih tetap bisa menyebabkan ruam muncul pada bayi. Untuk itulah, sebaiknya jangan abaikan popok yang basah, meskipun anak tak merasa terganggu karenanya.

Itulah dia 4 hal yang penting yang harus diperhatikan ketika mengganti popok balita. Mengganti popok kerap kali menjadi kegiatan yang kurang disenangi bayi. Membuatnya menjadi kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikan untuk bayi adalah strategi yang harus anda lakukan. Ajaklah bayi berbicara dan mengobrol selama penggantian popok berlangsung agar ia menjadi lebih tertarik atau berikan ia mainan yang disukainya agar ia menjadi diam dan asyik dengan apa yang ia pegang.

Semoga Bermanfaat

Mengatasi Infeksi Telinga Pada Bayi dan Pencegahannya

Bayi amat rentan terkena dengan serangan penyakit. Hal ini dikarenakan sistem imun pada tubuh bayi belumlah terbentuk dengan sempurna.

Tak seperti orang dewasa yang memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang telah kuat, anak-anak dan bayi masih begitu rentan terhadap paparan atau serangan penyakit. Itulah mengapa, dalam hal ini orangtua perlu dengan teliti menjaga kesehatan bayi mereka agar ancaman segala peyakit bisa dihindarkan dari tubuhnya yang mungil. Belum lagi, ketidakmampuan bayi untuk mengungkapkan apa yang dialaminya akan cenderung membuat orangtua dibuat khawatir saat bayi mereka mulai rewel dan terlihat tidak nyaman.

Nah, ketika bunda dihadapkan pada kondisi ini maka seringkali bunda merasa frustasi dan tidak tahu harus melakukan hal apa agar keceriaan si kecil bisa kembali seperti sediakala.

Menjaga dan mengupayakan si buah hati untuk selalu dalam keadaan prima adalah hal yang penting. Mengingat ancaman penyakit akan lebih mudah menyerang buah hati anda yang belum mampu mengembangkan sistem kekebalan tubuhnya dengan baik.

Saat si kecil masih begitu bayi, sumber imunitas yang didapatnya hanya ia peroleh dari air susu ibunya. Untuk itulah, mengoptimalkan pemberian ASI pada saat si kecil masih bayi adalah langkah yang penting yang perlu dilakukan sebagai pencegahan dini agar si kecil terhindar dari ancaman penyakit.

Virus dan bakteri adalah sumber paling umum yang seringkali menimbulkan masalah kesehatan dan membawa penyakit kedalam tubuh, terutama untuk tubuh si bayi. Belum lagi, keberadaannya ini yang hampir terdapat disemua tempat menjadi ancaman paling besar yang akan mungkin menyerang si buah hati.

Ada cukup banyak media yang bisa membuat virus masuk kedalam tubuh si buah hati. Salah satunya adalah melalui sentuhan oranglain yang telah dihinggapi oleh virus tersebut. Penyebaran ini akan lebih mudah masuk kedalam tubuh si kecil tatkala buah hati anda melakukan kontak kulit bersama dengan mereka yang terinfeksi dengan virus dan bakteri tersebut. Yang mana kemudian setelah terjadinya kontak tersebut, kuman dan bakteri akan masuk kedalam tubuh si kecil baik itu melalui bagian hidung atau dengan melalui bagian mulut.

Tidak seperti orang dewasa yang mungkin lebih kebal terhadap paparan virus, anak bayi akan mungkin dengan  cepat berekasi terhadap jenis paparan tersebut dan membuatnya jatuh sakit.

Saat si kecil sakit, maka bisa ditebak hal yang akan terjadi selanjutnya adalah buah hati anda akan mungkin menjadi rewel dan tak karuan. Pada saat si kecil sakit hal ini akan mungkin membuat setiap orangtua dibuat khawatir. Belum lagi, tak sedikit hal ini akan mempengaruhi angka produktivitas orangtua. Mengapa demiikian? Sebab pada saat si kecil sakit, orangtua akan senantiasa menjaga dan merawat mereka sampai sembuh dan hal ini tak jarang membuat mereka bolos bekerja.

Nah, salah satu jenis penyakit yang seringkali datang dengan tak terduga pada si buah hati yang sebabnya seringkali disebabkan oleh virus dan bakteri adalah adanya infeksi telinga. Gangguan ini seringkali membuat si kecil menangis dan sulit tidur daripada kondisi normalnya.

Kondisi gangguan penyakit ini umumnya akan dapat berpengaruh terhadap perubahan suasana hati si kecil. Hal ini akan berakibat pada si kecil yang menjadi mudah menangis dan tidak mau menyusu pada ibunya. Infeksi telinga cenderung menyerang setelah pilek atau infeksi sinus terjadi. Untuk itu, sebaiknya waspadalah apabila sesuatu terjadi pad si buah hati anda, terutama pada saat ia demam.

Adapun cara lain yang dapat ibu deteksi dari si buah hati yang mengalami infeksi telinga adalah ia akan cenderung sering menarik daun telinganya karena merasakan gatal atau perih pada bagian telinga dan bagian dalamnya.

Infeksi yang satu ini pun disebut-sebut umum muncul setelah didahului oleh adanya infeksi sluran pernapasan atas, flu atau radang tenggorokan. 

Kondisi ini sebaiknya patut diwaspadai, sebab bukan hanya menimbulkan kondisi yang tidak nyaman pada si bayi. Bila tidak segera ditangani, maka dampak yang lebih serius akan mungkin dialami oleh si buah hati. Ketika si buah hati mulai menampakan gejala-gejala yang tidak wajar, seperti demam, rewel, sering menangis, atau bahkan tidak mau menyusu seperti biasanya. Maka segera konsultasikan masalah ini dengan dokter sesegera mungkin. Penanganan yang tepat akan mungkin menghindarkan buah hati anda dari kondisi yang tidak diinginkan.

Lantas apa itu infeksi telinga yang terjadi pada bayi? Apa sebabnya? Dan bagaimana mengatasinya? Nah, untuk lebih jelasnya maka mari kita simak beberapa penjelasan lebih mendalam dibawah ini.
  • Apa Itu Infeksi Telinga Pada Bayi
Infeksi telinga atau Otitis Media merupakan suatu infeksi yang menyerang bagian telinga tengah yang mana penyebabnya dipicu akibat adanya serangan bakteri dan virus. Pada kasus ini, bagian ruangan dibelakangan gendang telinga tempat ketiga tulang pendengaran, kerap kali menjadi sasaran utama dari infeksi yang satu ini.

Infeksi telinga tentu saja akan sangat menyebalkan dan akan mungkin menimbulkan rasa sakit, terutama bila kondisi ini menyerang anak-anak atau si bayi. Hal ini dikarenakan penderita kondisi ini akan mengalami peradangan dan penumpukan cairan pada telinga dibagian tengahnya.

Kasus infeksi telinga memang cukup sering ditemui pada anak-ana usia enam bulan sampai dua tahun dan kondisi ini dianggap sebagai hal yang umum menyerang anak-anak. Bahkan menurut sebuah penelitian mengungkapkan 3 dari 4 anak pernah mengalami infeksi telinga sebelum mereka menginjak usia 3 tahun. Adapun resiko tertinggi infeksi telinga dapat terjadi pada si keci yang beruia 6 sampai dengan 18 bulan.

Gangguan kesehatan pada organ pendengaran ini biasanya terdeteksi setelah bayi mengalami beberapa penyakit sistem pernapasan seperti yang diungkapkan diatas, yakni pilek atau sakit tenggorokan. Hal ini dikarenakan ukuran dan bentuk telinga pada bayi masih belum berkembang dengan baik. Akan tetapi, bukan hanya anak-anak dan bayi saja yang beresiko lebih besar terhadap gangguan yang satu ini, orang dewasa pun akan mungkin mengidap infeksi yang diakibatkan oleh bakteri dan virus ini.

Adapun untuk bayi yang mengalami kondisi ini, biasanya mereka akan cenderung merasa tidak nyaman dan mengalami sakit pada bagian telinganya.

Telinga juga terbagi atas 3 bagian, yakni telinga bagian luar, yang mana bagian ini meliputi bagian cuping telinga dan saluran telinga luar. Selanjutnya adalah telinga bagian tengah, yakni sisi dalam gendang telinga yang dihubungkan degan tenggorokan oleh saluran yang disebut dengan eustachius. Dan yang terakhir adalah telinga bagian dalam, yang mana bagian ini berisi syaraf yang dapat mendeteksi adanya suara.

Infeksi telinga bagian tengah atau Otitis Media biasanya memerlukan perhatian yang cukup serius, terutama bila dampaknya terjadi pada bayi. Hal ini dikarenakan, apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja, maka bukan tidak mungkin si kecil akan mampu meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi telinga akut yang dampaknya akan tentu lebih serius dialami oleh si buah hati.

Untuk itu, maka sebaiknya segera konsultasikan masalah ini dengan dokter dan bawa si kecil untuk segera mendapatkan penanganan secara langsung dari ahlinya. Jangan sesekali menyimpulkan atau menebak-nebak sendiri penyakit si kecil dilihat dari gejalanya. Penanganan yang tepat oleh dokter akan tentu saja lebih efektif.
  • Gejala Infeksi Telinga Pada Bayi
Otitis media merupakan salah satu penyebab paling umum dari timbulnya sakit telinga. Untuk itu, waspadai bila bayi anda mulai sering menangis dan rewel. Nah, untuk membantu anda mendeteksi lebih dini gejala dari infeksi telinga yang mungkin terjadi pada bayi, maka berikut ini kami sajikan gejala-gejala infeksi telinga pada bayi.

Gejala yang umum dari kondisi ini biasanya berupa demam, kehilangan nafsu makan, mual atau muntah, sakit kepala, kehilangan keseimbangan dan si kecil yang mulai sering mengantuk. Bayi yang masih kecil akan mungkin lebih sering menunjukan gejala dengan menarik-narik bagian daun telinganya atau dengan memasukkan bagian jarinya kebagian lubang telinga yang terinfeksi.

Terkadang, infeksi telinga bagian tengan pun tidak menunjukan gejala yang khusus. Akan tetapi kondisi ini akan mungkin membuat si kecil merasakan telinganya sakit, atau merasakan tekanan atau pula merasakan sensasi seperti penuh dibagian telinganya. Dalam kasus ini, bayi yang terinfeksi akan mungkin sering menangis terutama pada malam hari saat ia sedang berbaring.

Sementara itu, pada kondisi yang lebih buruk infeksi telinga akan dapat menyebabkan gendang telinga pecah atau berlubang disertai dengan keluarnya darah dari bagian tersebut. Hal ini dapat mengurangi tekanan didalam telinga yang terbentuk karena infeksi sehingga mengurangi rasa sakit. Untuk kondisi gendang telinga yang pecah, kondisi ini biasanya akan dapat membaik atau sembuh dalam beberapa waktu.

Gejala yang dialami oleh orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar ketika sakit otitis media adalah dengan munculnya rasa sakit dibagian telinga serta kehilangan pendengaran. Rasa sakit yang diakibatkan oleh infeksi ini terjadi sebab adanya inflamasi dan penimbunan cairan di telinga pada bagian tengah.
  • Apa Penyebab Infeksi Telinga Pada Bayi?
Sebagian besar kasus otitis media atau infeksi bagian telinga muncul sebab terjadinya infeksi akibat virus atau bakteri. Kondisi ini umumnya akan dapat menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir dibagian telinga tengah. Adapun fungsi dari telinga bagian tengah adalah menyampaikan suara kebagian telinga dalam melalui getaran dari tiga tulang kecil didalamnya.

Saluran eustachius, yakni tabung yang berfungsi menyalurkan udara kebagian telinga bagian tengah, pada anak-anak ukuran ini lebih kecil dibandingkan dengan ukruan orang dewasa. Itulah mengapa, anak-anak akan lebih rentan meningkatkan resiko terhadap infeksi ini dan menjadikan mereka lebih mudah terserang dengan otitis media.
  • Akibat Infeksi Telinga Pada Bayi
Infeksi telinga atau gangguan otitis media dapat menimbulkan masalah untuk si kecil, salah satunya adalah menyebabkan gangguan pendengaran sementara. Infeksi yang terjadi secara berulang akan dapat menimbulkan terbentuknya cairan tebal seperti lem didalam telinga bagian tengah. Hal ini biasanya dikaitkan dengan adanya gangguan pendengaran yang menyebabkan masalah bahasa, perilaku dan juga pendidikan pada si buah hati.

Untuk mengatasi infeksi telinga yang paling tepat adalah dengan melakukan konsultasi segera ke dokter pada awal terlihat gejala-gejala seperti diatas. Bahkan, setelah si buah hati dinyatakan sembuh dari kondisi ini, ayah dan bunda sebaiknya tetap membawa si kecil ke dokter sesekali guna memastikan bahwa infeksi bagian telinganya sudah benar-benar bersih dan tidak ada tanda-tanda akan terbentuk cairan seperti lem yang disebutkan diatas.
  • Penanganan Infeksi Telinga Pada Bayi
Sebagian besar kondisi otitis media sebenarnya tidak memerlukan penanganan intensif oleh dokter. Sebab kondisi ini umumnya akan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Akan tetapi, bila kondisi ini menyerang bayi, maka penanganan ini akan tentu dibutuhkan dengan segera. Sebab tentu dampaknya akan berbeda bila terjadi pada bayi. Nah, berikut ini adalah penanganan infeksi telinga atau otitis media pada bayi.

Bila anda mengkonsultasikan masalah ini dengan dokter, maka umumnya dokter yang menangani kasus ini tidak akan meresepkan antibiotik, kecuali bila gejala infeksi berlangsung selama lebih dari 24 jam.

Sebagian besar anak akan dapat membaik setelah beberapa hari diberikan obat antibiotik. Akan tetapi tetap saja, pengobatan antiobiotik tidak boleh dihentikan meski orangtua mendapati kondisi si kecil sudah membaik. Pengobatan perlu tetap diberikan sampai dengan obat yang diresepkan benar-benar habis.

Perlu diketahui, menghentikan pengobatan sebelum tuntas akan dapat membuat infeksi timbul kembali. Kadang-kadang dokter ingin memeriksa kembali kondisi si buah hati setelah mereka sembuh. Hal ini dilakukan guna memastikan tidak ada infeksi lain dan tanda-tanda yang memungkinkan si kecil terserang kembali dengan masalah yang satu ini.

Bayi atau anak-anak yang mengalami infeksi bagian telinga yang terjadi secara berulang-ulang atau bisa sudah timbul cairan seperti lem yang ada dibagian telinganya akan membutuhkan penanganan dan konsumsi antibiotik yang lebih lama.

Selain itu, pengobatan lain yang juga dapat dilakukan namun jarang adalah dengan penyisipan grommet, yakni sebuah tabung ventilasi khusus yang berfungsi mencegah cairan terkumpul pada bagian sisi dalam gendang telinga dan mempertahankan pendengaran. Metode pengobatan dengan memasukkan grommet ke bagian telinga adalah prosedur yang umum dan dilakukan dibawah anestesi.
  • Bagaimana Pencegahan Terhadap Infeksi Telinga Pada Bayi?
Sebenarnya hingga sampai saat ini belum ditemukan metode khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi yang terjadi pada si buah hati. Akan tetapi ada beberapa hal yang disebut-sebut memiliki hubungan dengan meningkatkan resiko terhadap infeksi telinga pada anak, yakni orangtua yang merokok, anak yang mengkonsumsi susu formula (bukan ASI) dan interaksi si kecil dengan anak lain yang mungkin menderita infeksi telinga.

Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindarkan si kecil dari resiko infeksi telinga atau otitis media.

Hindarkan si kecil dari lingkungan yang dipenuhi dengan asap atau berada di lingkungan perokok. Selain itu bila si ayah adalah seorang perokok maka sebaiknya kurangi atau bila memungkinkan hentikan kebiasaan merokok dihadapan si kecil untuk mengurangi resiko si buah hati terkena dengan masalah yang satu ini.

Utamakan pemberian ASI, bukan susu formula. ASI adalah makanan terbaik sekaligus sumber sistem kekebalan tubuh yang tepat untuk si kecil yang mana bila sistem kekebalan tubuhnya fit maka segala penyakit akan bisa dihindari. Untuk itu, sebaiknya utamakan memberikan ASI dibandingkan dengan susu formula.

Hindarkan memberikan anak makan pada saat mereka sedang berbaring.
Demikianlah beberapa hal yang dapat disampaikan dari cara mencegah bayi dari resiko infeksi telinga. Dengan mengetahui penjelasan diatas, diharapkan ibu dapat membawa segera buah hatinya ke dokter untuk melakukan pengobatan setelah mengetahui gejala-gejala khusus dari infeksi telinga.

Sumber : https://bidanku.com

Semoga Bermanfaat

Wednesday 15 November 2017

Penyebab Keterlambatan Berjalan Pada Anak


Kebanyakan orang tua mengharapkan anaknya bisa berjalan lebih cepat dibanding anak lainnya. Namun ternyata, perkembangan motorik khususnya kemampuan berjalan usia normal sebenarnya bervariasi mulai dari usia 9 bulan sampai 18 bulan.

Orang tua harus mulai khawatir ketika anak tidak bisa berjalan ketika usianya sudah mencapai 18 bulan. Memang, bisa berjalan saat usia 15-18 bulan adalah masih dalam batas normal, tetapi biasanya anak seperti ini mempunyai gangguan motorik kasar dan gangguan keseimbangan yang ringan yang akan lebih baik diberikan intervensi dan stimulasi sejak dini.

Pada umumnya, anak terlambat jarang disertai keterlambatan gerakan motorik kasar lainnya dan gangguan keseimbangan. Seringkali orangtua atau beberapa dokter menganggap anak tidak percaya diri atau trauma saat berjalan. Padahal, sebagian dari anak tersebut mengalami keterlambatan motorik kasar dan gangguan keseimbangan baik dalam tingkat yang ringan atau yang tidak ringan. Sebaiknya, orangtua memerhatikan perkembangan motorik kasar, gangguan vestibularis dan gangguan sensoris pada anak yang sering menjadi penyebab anak terlambat berjalan.

Tahap perkembangan gerakan motorik normal

  1. 6-8 bulan: Duduk dan merangkak dengan dua dengkul kaki.
  2. 12-18 bulan: Berdiri tanpa bantuan, Berjalan dengan merambat ke perabotan di rumah, Berjalan 2 atau 3 langkah tanpa bantuan, Berjalan 10-20 menit tanpa bantuan.
  3. 18-24 bulan: Berjalan tanpa kesulitan, Menarik mainan sambil berjalan, Membawa mainan besar sambil berjalan, Naik/turun bangku tanpa bantuan, Menemukan cara sendiri untuk berjalan mundur, Bisa naik/turun tangga dengan bantuan.
  4. 24-36 bulan Umumnya mampu memanjat dengan baik, berjalan naik/turun tangga dengan menggunakan satu kaki per anak tangga, Berjalan jinjit.
Penyebab tersering anak terlambat berjalan

    1. Ketidakmatangan Persyarafan


Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia ± 5 tahun, syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzle , memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya.

    2. Gangguan vestibularis atau keseimbangan

Pada anak yang mengalami dysfunction of sensory integration (DSI) sering mengalami gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan yang terjadi ini seringkali dianggap anak kurang percaya diri. Gangguan keseimbangan ini biasanya ditandai dengan anak takut saat berenang, menaiki mainan yang bergerak dan bergoyang seperti ayunan, mainan kuda-kudaan listrik dengan koin, naik lift atau eskalator. Anak tidak suka naik umumnya di dalam mobil. Anak mungkin tidak kooperatif sebagai upaya menghindari sensasi yang membuat anak terganggu. Anak yang underreactive untuk input vestibular tampaknya tidak pusing bahkan setelah berputar untuk waktu yang lama, dan tampaknya menikmati gerakan cepat seperti berayun. Bila berjalan terburu-buru, gerakannya canggung, mudah tersandung atau jatuh. Dia mungkin tidak membuat upaya untuk menangkap dirinya sendiri ketika dia jatuh. Anak tampak kesulitan memegang kepalanya sambil duduk. Anak tidak cenderung untuk melakukannya dengan baik dalam olahraga. Dia mungkin memiliki gaya canggung, atau gerakan yang tidak biasa ketika bergerak lengan atau kepala. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.

    3. Keterlambatan ringan perkembangan motorik kasar


Seorang anak yang terlambat berjalan, kemungkinan juga terlambat dalam duduk dan merangkak. Namun sayangnya, keterlambatan ini bukanlah hal pertama yang mungkin disadari oleh para orangtua. Jika ini penyebabnya, maka dokter akan melihat jalan anak dalam konteks yang berbeda dan mencari tahu berada dimana ia dalam rangkaian perkembangan motoriknya. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.

    4. Gangguan sensoris

Pada kasus tertentu, anak sering mengalami sensitif pada telapak tangan dan kaki. Sehingga hal ini mengakibatkan anak sering jinjit. Selama ini, jalan jinjit atau Tip Toe masih belum diketahui penyebabnya. Meskipun bukan karena kelainan anatomis. Selama ini, orangtua menganggap hal itu adalah memang perilaku anak. Pada anak dengan gangguan sensoris raba biasanya disetai gangguan sensoris suara dan cahaya. Gangguan sensoris suara biasanya anak takut dan tidak nyaman ketika mendengar suara dengan frekuensi tertentu seperti suara blender, suara bayi menangis, suara gergaji listrik. Gangguan sensoris cahaya biasanya anak sangat sensitif terhadap cahaya terang dan sinar matahari.

Faktor Predisposisi


Keterlambatan berjalan biasanya sering terjadi pada kelompok anak tertentu seperti :

Bayi prematur, obesitas atau kegemukan, bayi lahir dengan berat bada rendah atau kurang dari 2.500 gram, anak dengan gangguan hipersensitif saluraan cerna seperti gastropoesepageal refluks, sering muntah, mual atau sering sulit buang air besar. Keadaan ini sering terjadi pada anak alergi atau hipersensitif saluran cerna.  Sangat jarang pada anak menderita tumor otak, retardasi mental dan cerebral palsy.

Penanganan


Jika terjadi keterlambatan si kecil dalam berjalan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan adanya gangguan persarafan dengan melakukan pemeriksaan neurologis, penilaian terhadap fleksibilitas sendi, kekuatan otot dan berbagai gerakan.

Bila penyebabnya disebabkan karena adanya keterlambatan motorik dan gangguan keseimbangan maka sebaiknya dilakukan beberapa stimulasi intervensi latihan untuk memperbaikinya. Stimulasi dan intervensi bila dilakukan pada keterlambatan berjalan yang ringan karena akan berdampak dengan kemampuan motorik lainnya dimasa depan.

Terapi fisik dilakukan tenaga terlatih khususnya Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi untuk kasus dengan gangguan keterlambatan berjalan ringan hingga berat.

Kriteria penggolongan keterlambatan berjalan disertai intervensinya
  1. Bisa berjalan usia 8 bulan-12 bulan : Kemampuan berjalan sangat baik dan sangat cepat, biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya sangat baik. Pada kelompok ini mungkin tidak perlu intervensi atau stimulasi karena anak akan belajar berjalan sendiri dengan baik tanpa bantuan.
  2. Bisa berjalan usia 12 bulan-15 bulan : Kemampuan berjalan biasa dan rata-rata anak seusia. Biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya normal. Pada kelompok ini mungkin intervensi atau stimulasi ringan akan lebih baik.
  3. Bisa berjalan usia 15 bulan-18 bulan : Kemampuan berjalan normal tetapi kurang optimal. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya kurang begitu baik. Pada kelompok ini perlu intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis lebih baik
  4. Bisa berjalan usia 18 bulan-24 bulan : Kemampuan berjalan terlambat ringan. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya tidak baik. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Sebaiknya dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi
  5. Bisa berjalan usia 24 bulan-32 bulan : Kemampuan berjalan terlambat berat . Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya buruk. Dalam keadaan seperti ini, biasanya disertai gangguan neurologis atau susunan saraf pusat. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi
  6. Belum bisa berjalan sampai usia 32 bulan : Kemampuan berjalan terlambat sangat berat. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya sangat buruk. Dalam keadaan seperti ini, biasanya disertai gangguan neurologis atau susunan saraf pusat yang sangat berat seperti penderita Cerebral palsy. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi.
Prognosis
  1. Anak dengan keterlambatan berjalan biasanya juga disetrai keterlambatan lainnya seperti keterlambatan merangkak, duduk, berlari atau melompat.
  2. Anak dengan keterlambatan berjalan biasanya juga disertai gangguan motorik kasar dan keseimbangan. Pada keadaan ini harus diwaspadai biasanya anak mudah terjatuh dan tersandung. Saat jatuhpun biasanya anak lebih tidak bisa menguasai diri sehingga sering terbentur kepala atau dagunya.
  3. Di masa depan anak dengan keterlambatan berjalan biasanya tidak menyukai olahraga atau nilai olahraganya tidak bagus. Anak seperti ini biasanya hanya senang melihat televisi, main game atau bermain di dalam rumah. Demikian juga saat sekolah biasanya hanya lebih senang menonton temannya yang sedang bermain di halaman.
  4. Tetapi pada anak dengan keterlambatan ringan motorik kasar biasanya akan mempunyai ketrampilan motorik halus yang sangat baik seperti kerajinan tangan, menggunting, main puzzle, main game atau permainan elektronik lainnya. Biasanya kemampuan tangan lebih baik daripada keterampilan kaki. Sehingga olahraga yang lebih disukai dan dikuasai adalah tenis, basket, badminton dibandingkan olahraga lari atau sepakbola.
Semoga Bermanfaat

Tuesday 14 November 2017

Kiat Memberikan Finger Food Untuk Si Kecil

Saat Anda memberikan finger food pada si Kecil, pastikan bahwa makanan tersebut kaya nutrisi dan aman bagi pencernaannya.

Setelah diberikan Air Susu Ibu (ASI) selama enam bulan – yang diteruskan hingga dua tahun, si Kecil pun siap diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Sebagai orang tua, Anda tentu bersemangat menghadapi masa ini. Namun banyak pula orang tua yang bingung, terutama dalam memilih metode pemberian MPASI. Beberapa juga bertanya-tanya, kapan anak boleh makan finger food?

Pada masa awal MPASI, Anda dapat memberikan makanan kepada bayi dengan cara menyuapi. Biasanya, MPASI dimulai dengan memberikan makanan cair yaitu bubur yang dihancurkan menggunakan blender atau disaring.

Namun saat memasuki usia delapan bulan, anak biasanya sudah mulai menggapai sendok di tangan Anda. Pada saat itu, sistem pencernaan anak juga sudah mulai semakin kuat, sehingga ia sudah mampu mengonsumsi makanan yang lebih padat. Beberapa giginya pun sudah mulai tumbuh.

Nah, semua hal itu dapat menjadi pertanda bahwa anak sudah siap makan dengan metode finger food. Memberikan finger food dapat melatih kemandirian dan mengasah kemampuan motorik halus si Kecil. Berikut ini beberapa contoh makanan yang dapat dijadikan finger food:
1. Telur
Makanan sumber protein ini baik sebagai finger food. Anda dapat menyajikannya dengan merebus dan membelah telur menjadi dua. Atau, Anda dapat membuat telur orak-arik.
2. Buah
Anak biasanya menyukai buah karena rasanya manis. Anda dapat memberikan buah seperti pisang, alpukat, mangga, pir, dan semangka. Pastikan buahnya matang dan cukup lunak.
3. Sayur
Sayur merupakan sumber makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Salah satu sayur yang kaya nutrisi dan cocok dijadikan finger food adalah brokoli. Brokoli adalah sayuran dengan tekstur yang tepat untuk si Kecil. Agar kandungan nutrisinya tetap terjaga, Anda dapat mengukus brokoli. Selain itu, Anda dapat memberikan wortel, kentang, ubi manis, kembang kol, dan buah bit
4. Pasta
Ada berbagai macam bentuk pasta, sehingga anak-anak biasanya menyukai pasta. Anda hanya perlu merebus sumber karbohidrat ini.
5. Keju
Keju juga baik untuk anak. Anda dapat memberikan keju yang sudah Anda potong kecil-kecil, atau memberikan keju lembaran kepada anak.
6. Daging
Makanan sumber protein bisa didapatkan dari ayam ataupun daging sapi. Anda sebaiknya merebus daging sampai empuk, kemudian potong kecil-kecil.

Anda perlu memperhatikan cara menyiapkan finger food seperti penjabaran di atas. Finger food sebaiknya cukup lunak sehingga mudah dikunyah, namun cukup keras agar dapat dipegang oleh si Kecil. Makanan-makanan yang diberikan kepada anak juga harus memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang baik.

Semoga Bermanfaat

Sumber :


Manfaat Buncis Untuk Kesehatan Anak

Meski murah dan mudah didapat, buncis mampu memberikan sederet manfaat sehat untuk anak Anda.

Dikenal sebagai sayur yang bentuknya menyerupai kacang panjang, buncis merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimanfaatkan bagian buah, biji dan daunnya sebagai santapan. Tidak hanya dapat disantap oleh orang dewasa, buncis juga dapat menjadi menu makan anak sehari-hari. 

Buncis sangat baik untuk diberikan pada anak yang usianya sudah menginjak 1 tahun. Ini karena buncis merupakan:
  • Sumber protein
Buncis adalah salah satu sumber protein tertinggi di antara sayuran lainnya. Untuk mendapatkan manfaat ini, buncis harus dikonsumsi dalam kondisi kering.
  • Sumber vitamin A
Vitamin A yang tinggi pada buncis dapat membantu meningkatkan kualitas penghilatan anak.
  • Sumber vitamin C
Dengan tercukupinya kebutuhan vitamin C sehari-hari, anak tidak akan mudah terserang asma, flu, batuk, dan penyakit infeksi lainnya.
  • Sumber folat
Folat atau asam folat termasuk dalam golongan vitamin B. Vitamin ini berperan dalam produksi sel darah merah, yang nantinya turut meningkatkan penyerapan gizi ke seluruh organ tubuh anak. Di samping itu, folat juga berguna dalam memperkuat sel otak, yang otomatis meningkatkan fungsi kerja otak.
  • Sumber antioksidan
Buncis mengandung flavonoid, alkaloid, katekin, dan antosianin. Semua senyawa ini bertindak sebagai antioksidan untuk menetralisir radikal bebas yang diproduksi di dalam tubuh. Dengan ini, risiko kerusakan sel dan DNA akibat radikal bebas menjadi semakin kecil atau bahkan hilang sama sekali.
  • Sumber serat
Serat pada buncis sangat berguna dalam menjaga kesehatan usus. Dengan kesehatan usus yang terjaga, anak akan mengalami peningkatan nafsu makan, terhindar dari gangguan buang air besar, dan membuatnya jauh dari penyakit.
  • Sumber mineral
Buncis merupakan sumber mineral yang baik. Senyawa ini sangat penting dalam menunjang pembentukan tulang dan gigi anak, serta berbagai fungsi tubuh lainnya.

Untuk mendapatkan manfaat nutrisi dalam buncis bagi kesehatan anak, masukkan sayuran ini ke dalam menu hariannya. 

Selamat mencoba!
Semoga Bermanfaat


Mengajari Sisulung Menyayangi Adik Bayi

Kehadiran adik bayi pastinya bisa menambah keceriaan di keluarga. Namun, sepertinya hal itu belum tentu berlaku bagi si kakaknya. Si Kak...