Kentut bayi bau umumnya disebabkan jenis makanan yang dikonsumsinya. Meski merupakan hal normal, tapi ada kalanya kentut bau ini menjadi pertanda kemungkinan gangguan lain. Cermati kapan perlu memeriksakan Si Kecil jika kentutnya bau.
Kentut adalah gas yang diproduksi oleh bakteri normal yang ada dalam
usus bayi, serta empedu yang dikeluarkan hati. Bayi dapat membuang gas
setidaknya 13-21 kali sehari karena mereka juga lebih berpeluang menelan
udara. Bayi dapat tidak sengaja menelan gas saat menangis, menyusu,
minum dari botol, hingga mengisap dot. Gas yang terjebak dalam perut ini
akan dikeluarkan berupa kentut dan juga dapat melalui sendawa.
Di empat bulan awal, bayi rentan mengalami kolik
yang ditandai dengan bayi menangis lebih dari 3 jam selama lebih dari 3
hari dalam satu minggu, dan berlangsung selama lebih dari 3 minggu.
Dalam kondisi ini, bayi akan lebih banyak menelan udara karena sering
menangis, yang kemudian membuat ia lebih sering kentut.
Kentut Bayi Bau
Bau kentut bayi adalah penanda paling utama berapa lama tinja bayi
berada dalam ususnya. Kentut bayi bau menandakan bahwa bakteri telah
lama berkembang di dalam tinja. Di sisi lain, kentut bayi bau juga dapat
menjadi tanda bahwa bayi mengalami alergi atau intoleransi makanan yang menyebabkan bau kentut menjadi sangat asam atau busuk.
Saat baru lahir, kentut bayi bau lebih sering dialami oleh bayi yang
mengonsumsi susu formula. Sedangkan kentut pada bayi yang mengonsumsi
ASI biasanya tidak berbau. Namun secara umum, kentut bayi bau akan lebih
sering terjadi saat bayi telah berusia 6 bulan ke atas, sesudah
mengonsumsi makanan padat. Apalagi setelah tiba waktunya makan berbagai
makanan yang mengandung protein.
Anda dapat mengonsultasikan ke dokter jika dirasa kentut bayi
mengeluarkan aroma yang sangat menyengat dan mengkhawatirkan. Ini karena
pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kentut bayi bau dapat menjadi
salah satu tanda gangguan pencernaan serius. Segera periksakan ke dokter
jika kentut bayi bau disertai gejala lain seperti:
- Demam tinggi.
- Rewel.
- Tidak buang air besar.
- Buang air besar bercampur
- Muntah.
- Perut kembung.
- Terlihat kesakitan saat kentut atau buang air besar.
- Terlihat melengkungkan punggungnya atau sering menggeliat karena tidak nyaman.
- Munculnya lendir dapat menjadi tanda adanya intoleransi makanan atau pun infeksi.
- Perubahan warna pada tinja bayi, terutama setelah mengonsumsi makanan baru. Tinja yang hitam mungkin menandakan adanya darah dari usus kecil atau lambung. Tinja putih adalah tanda bayi tidak memproduksi cukup empedu. Sedangkan warna merah pada tinja dapat menandakan adanya darah dari usus besar atau dubur.
- Perubahan kepadatan tinja bayi, apakah menjadi semakin keras atau cair.
Namun perlu juga diingat bahwa kentut bayi bau tidak selalu merupakan
tanda adanya gangguan kesehatan. Orang tua sebaiknya tidak terlalu
panik dan pantau Si Kecil terlebih dahulu. Jika bayi tampak tenang dan
tidak menunjukkan gejala apapun, mungkin kentut bayi bau tersebut adalah
hal yang normal. Namun jika terdapat gejala-gejala yang menyertai
kentut bayi bau, Anda sebaiknya segera memeriksakan Si Kecil ke dokter.