Monday 1 January 2018

Mewaspadai Kentut Yang Bau Pada Bayi




Kentut bayi bau umumnya disebabkan jenis makanan yang dikonsumsinya. Meski merupakan hal normal, tapi ada kalanya kentut bau ini menjadi pertanda kemungkinan gangguan lain. Cermati kapan perlu memeriksakan Si Kecil jika kentutnya bau. 

Kentut adalah gas yang diproduksi oleh bakteri normal yang ada dalam usus bayi, serta empedu yang dikeluarkan hati. Bayi dapat membuang gas setidaknya 13-21 kali sehari karena mereka juga lebih berpeluang menelan udara. Bayi dapat tidak sengaja menelan gas saat menangis, menyusu, minum dari botol, hingga mengisap dot. Gas yang terjebak dalam perut ini akan dikeluarkan berupa kentut dan juga dapat melalui sendawa.

Di empat bulan awal, bayi rentan mengalami kolik yang ditandai dengan bayi menangis lebih dari 3 jam selama lebih dari 3 hari dalam satu minggu, dan berlangsung selama lebih dari 3 minggu. Dalam kondisi ini, bayi akan lebih banyak menelan udara karena sering menangis, yang kemudian membuat ia lebih sering kentut.

Kentut Bayi Bau

Bau kentut bayi adalah penanda paling utama berapa lama tinja bayi berada dalam ususnya. Kentut bayi bau menandakan bahwa bakteri telah lama berkembang di dalam tinja. Di sisi lain, kentut bayi bau juga dapat menjadi tanda bahwa bayi mengalami alergi atau intoleransi makanan yang menyebabkan bau kentut menjadi  sangat asam atau busuk.

Saat baru lahir, kentut bayi bau lebih sering dialami oleh bayi yang mengonsumsi susu formula. Sedangkan kentut pada bayi yang mengonsumsi ASI biasanya tidak berbau. Namun secara umum, kentut bayi bau akan lebih sering terjadi saat bayi telah berusia 6 bulan ke atas, sesudah mengonsumsi makanan padat. Apalagi setelah tiba waktunya makan berbagai makanan yang mengandung protein.

Anda dapat mengonsultasikan ke dokter jika dirasa kentut bayi mengeluarkan aroma yang sangat menyengat dan mengkhawatirkan. Ini karena pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kentut bayi bau dapat menjadi salah satu tanda gangguan pencernaan serius. Segera periksakan ke dokter jika kentut bayi bau disertai gejala lain seperti:
  • Demam tinggi.
  • Rewel.
  • Tidak buang air besar.
  • Buang air besar bercampur
  • Muntah.
  • Perut kembung.
  • Terlihat kesakitan saat kentut atau buang air besar.
  • Terlihat melengkungkan punggungnya atau sering menggeliat karena tidak nyaman.
  • Munculnya lendir dapat menjadi tanda adanya intoleransi makanan atau pun infeksi.
  • Perubahan warna pada tinja bayi, terutama setelah mengonsumsi makanan baru. Tinja yang hitam mungkin menandakan adanya darah dari usus kecil atau lambung. Tinja putih adalah tanda bayi tidak memproduksi cukup empedu. Sedangkan warna merah pada tinja dapat menandakan adanya darah dari usus besar atau dubur.
  • Perubahan kepadatan tinja bayi, apakah menjadi semakin keras atau cair.
Namun perlu juga diingat bahwa kentut bayi bau tidak selalu merupakan tanda adanya gangguan kesehatan. Orang tua sebaiknya tidak terlalu panik dan pantau Si Kecil terlebih dahulu. Jika bayi tampak tenang dan tidak menunjukkan gejala apapun, mungkin kentut bayi bau tersebut adalah hal yang normal. Namun jika terdapat gejala-gejala yang menyertai kentut bayi bau, Anda sebaiknya segera memeriksakan Si Kecil ke dokter.

Mengajari Sisulung Menyayangi Adik Bayi

Kehadiran adik bayi pastinya bisa menambah keceriaan di keluarga. Namun, sepertinya hal itu belum tentu berlaku bagi si kakaknya. Si Kak...