Monday 20 November 2017

Hal Penting Yang Harus Diketahuin Saat Mengganti Popok Balita


Menjaga kesehatan bayi merupakan salah satu hal yang sangat penting, terlebih lagi bagi bayi yang baru lahir. Sistem kekebalan tubuh bayi berbeda dengan anak-anak ataupun orang dewasa. Dalam hal ini sistem kekebalan tubuh bayi belum sepenuhnya bisa berfungsi dengan baik sehingga rentan terkena berbagai macam penyakit.

Salah satu bagian tubuh bayi yang rentan terkena penyakit yaitu pada bagian kulit. Hal ini karena kulit bayi masih sangat tipis sehingga mudah terkena iritasi. Kebersihan kulit bayi harus senantiasa dijaga supaya tidak mudah lembab ataupun kering. Kondisi kulit bayi yang basah akan menyebabkan iritasi, bahkan pada kondisi yang parah akan menimbulkan infeksi. Bagian tubuh yang mudah terkena iritasi yaitu lipatan kulit disekitar selangkangan bayi yang tertutup oleh popok.

Ketika bayi berusia sekitar 24 bulan, biasanya bayi telah memiliki kemampuan fisik dan bahasa yang dibutuhkan untuk berlatih ke kamar kecil. Namun meski demikian, popok masih saja menjadi kebutuhan pokok yang tidak terpisahkan bagi kebanyakan bayi dengan usia 2 tahun ke atas.

Popok bayi yang basah dan kotor bisa menimbulkan masalah kulit apabila tidak segera diganti. Kondisi popok yang basah akan memicu pertumbuhan bakteri penyebab iritasi. Maka dari itu sangat disarankan untuk segera mengganti popok bayi yang basah. Mengganti popok membutuhkan perhatian khusus dan harus dilakukan dengan cara yang benar. Selain itu, ada hal-hal penting yang harus Anda perhatikan dalam mengganti popok bayi.

Beberapa Hal penting Yang Harus Diketahui Saat Mengganti Popok Balita
1. Pilihlah Lokasi Penggantian Popok yang Benar
Seorang balita yang berganti popok dimeja kecil tempat biasa ia mengganti popoknya dulu, mungkin akan sering menggeliat, ketika banyak pergerakan dari si balita, maka beban pada meja yang ia tumpangi akan semakin besar yang membuat meja yang ia tumpangi menjadi tidak sepadan dengan resiko jatuhnya. Untuk itulah, lebih baik ganti dengan alas di lantai. Selain itu, menggantinya dilantai akan mempermudah anda. Namun sebaiknya, pilihlah lokasi penggantian popok yang pantas, anda mungkin sudah terbiasa dengan popok yang sudah penuh, sampai-sampai melupakan jika tak semua orang disekitar anda sama terbiasanya dengan anda.
2. Perhatikan Ukuran Popok Berubah dengan Cepat
Sebelum anda memutuskan untuk membeli persediaan popok yang super banyak, ada baiknya pastikan terlebih dahulu jika anda mendapatkan ukuran popok yang sesuai dengan ukuran balita anda. Anak-anak tumbuh dalam tingkatan yang tidak sama dimana penilaian berdasarkan berat tubuh akan lebih sesuai dibandingkan dengan usia dalam menentukan ukuran popok. Untuk itu, ada baiknya simpan dan ketahui berat bobot bayi sebelum memutuskan memborong popok bayi. Jika anda belum yakin dengan berat tubuh bayi anda, ada baiknya lakukan penimbangan dirumah. Apabila bayi belum bisa berdiri tegak diatas timbangan, timbang berat badan anda dan bandingkan dengan berat badan ketika menggendongnya
3. Segera Atasi Jika Timbul Ruam
Jika balita yang mengenakan popok kemudian timbul ruam merah akibat iritasi, perlakukan hal yang sama seperti saat ia masih kecil. Segera oleskan dengan salep anti ruam. Selain itu, amati pula pertanda kemungkinan infeksi seperti demam, bisul, ruam yang menyebar keluar popok. Jika anda menemukan salah satunya, ada baiknya segera tanyakan obatnya ke dokter.
4. Jangan Abaikan Popok yang Kotor
Saat popok basah tak mengganggu anak, biasanya orang tua cenderug akan membiarkannya lebih lama. Apalagi komponen gel penyerap yang ada pada popok dapat menjaga cairan agar tidak merembes ke bagian bawah bayi. Hal ini malah membuat kita semakin keenakan membiarkan anak yang tidak mengeluh dengan popok basahnya. Namun hal ini, sebenarnya keliru, popok yang basah masih tetap bisa menyebabkan ruam muncul pada bayi. Untuk itulah, sebaiknya jangan abaikan popok yang basah, meskipun anak tak merasa terganggu karenanya.

Itulah dia 4 hal yang penting yang harus diperhatikan ketika mengganti popok balita. Mengganti popok kerap kali menjadi kegiatan yang kurang disenangi bayi. Membuatnya menjadi kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikan untuk bayi adalah strategi yang harus anda lakukan. Ajaklah bayi berbicara dan mengobrol selama penggantian popok berlangsung agar ia menjadi lebih tertarik atau berikan ia mainan yang disukainya agar ia menjadi diam dan asyik dengan apa yang ia pegang.

Semoga Bermanfaat

Mengatasi Infeksi Telinga Pada Bayi dan Pencegahannya

Bayi amat rentan terkena dengan serangan penyakit. Hal ini dikarenakan sistem imun pada tubuh bayi belumlah terbentuk dengan sempurna.

Tak seperti orang dewasa yang memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang telah kuat, anak-anak dan bayi masih begitu rentan terhadap paparan atau serangan penyakit. Itulah mengapa, dalam hal ini orangtua perlu dengan teliti menjaga kesehatan bayi mereka agar ancaman segala peyakit bisa dihindarkan dari tubuhnya yang mungil. Belum lagi, ketidakmampuan bayi untuk mengungkapkan apa yang dialaminya akan cenderung membuat orangtua dibuat khawatir saat bayi mereka mulai rewel dan terlihat tidak nyaman.

Nah, ketika bunda dihadapkan pada kondisi ini maka seringkali bunda merasa frustasi dan tidak tahu harus melakukan hal apa agar keceriaan si kecil bisa kembali seperti sediakala.

Menjaga dan mengupayakan si buah hati untuk selalu dalam keadaan prima adalah hal yang penting. Mengingat ancaman penyakit akan lebih mudah menyerang buah hati anda yang belum mampu mengembangkan sistem kekebalan tubuhnya dengan baik.

Saat si kecil masih begitu bayi, sumber imunitas yang didapatnya hanya ia peroleh dari air susu ibunya. Untuk itulah, mengoptimalkan pemberian ASI pada saat si kecil masih bayi adalah langkah yang penting yang perlu dilakukan sebagai pencegahan dini agar si kecil terhindar dari ancaman penyakit.

Virus dan bakteri adalah sumber paling umum yang seringkali menimbulkan masalah kesehatan dan membawa penyakit kedalam tubuh, terutama untuk tubuh si bayi. Belum lagi, keberadaannya ini yang hampir terdapat disemua tempat menjadi ancaman paling besar yang akan mungkin menyerang si buah hati.

Ada cukup banyak media yang bisa membuat virus masuk kedalam tubuh si buah hati. Salah satunya adalah melalui sentuhan oranglain yang telah dihinggapi oleh virus tersebut. Penyebaran ini akan lebih mudah masuk kedalam tubuh si kecil tatkala buah hati anda melakukan kontak kulit bersama dengan mereka yang terinfeksi dengan virus dan bakteri tersebut. Yang mana kemudian setelah terjadinya kontak tersebut, kuman dan bakteri akan masuk kedalam tubuh si kecil baik itu melalui bagian hidung atau dengan melalui bagian mulut.

Tidak seperti orang dewasa yang mungkin lebih kebal terhadap paparan virus, anak bayi akan mungkin dengan  cepat berekasi terhadap jenis paparan tersebut dan membuatnya jatuh sakit.

Saat si kecil sakit, maka bisa ditebak hal yang akan terjadi selanjutnya adalah buah hati anda akan mungkin menjadi rewel dan tak karuan. Pada saat si kecil sakit hal ini akan mungkin membuat setiap orangtua dibuat khawatir. Belum lagi, tak sedikit hal ini akan mempengaruhi angka produktivitas orangtua. Mengapa demiikian? Sebab pada saat si kecil sakit, orangtua akan senantiasa menjaga dan merawat mereka sampai sembuh dan hal ini tak jarang membuat mereka bolos bekerja.

Nah, salah satu jenis penyakit yang seringkali datang dengan tak terduga pada si buah hati yang sebabnya seringkali disebabkan oleh virus dan bakteri adalah adanya infeksi telinga. Gangguan ini seringkali membuat si kecil menangis dan sulit tidur daripada kondisi normalnya.

Kondisi gangguan penyakit ini umumnya akan dapat berpengaruh terhadap perubahan suasana hati si kecil. Hal ini akan berakibat pada si kecil yang menjadi mudah menangis dan tidak mau menyusu pada ibunya. Infeksi telinga cenderung menyerang setelah pilek atau infeksi sinus terjadi. Untuk itu, sebaiknya waspadalah apabila sesuatu terjadi pad si buah hati anda, terutama pada saat ia demam.

Adapun cara lain yang dapat ibu deteksi dari si buah hati yang mengalami infeksi telinga adalah ia akan cenderung sering menarik daun telinganya karena merasakan gatal atau perih pada bagian telinga dan bagian dalamnya.

Infeksi yang satu ini pun disebut-sebut umum muncul setelah didahului oleh adanya infeksi sluran pernapasan atas, flu atau radang tenggorokan. 

Kondisi ini sebaiknya patut diwaspadai, sebab bukan hanya menimbulkan kondisi yang tidak nyaman pada si bayi. Bila tidak segera ditangani, maka dampak yang lebih serius akan mungkin dialami oleh si buah hati. Ketika si buah hati mulai menampakan gejala-gejala yang tidak wajar, seperti demam, rewel, sering menangis, atau bahkan tidak mau menyusu seperti biasanya. Maka segera konsultasikan masalah ini dengan dokter sesegera mungkin. Penanganan yang tepat akan mungkin menghindarkan buah hati anda dari kondisi yang tidak diinginkan.

Lantas apa itu infeksi telinga yang terjadi pada bayi? Apa sebabnya? Dan bagaimana mengatasinya? Nah, untuk lebih jelasnya maka mari kita simak beberapa penjelasan lebih mendalam dibawah ini.
  • Apa Itu Infeksi Telinga Pada Bayi
Infeksi telinga atau Otitis Media merupakan suatu infeksi yang menyerang bagian telinga tengah yang mana penyebabnya dipicu akibat adanya serangan bakteri dan virus. Pada kasus ini, bagian ruangan dibelakangan gendang telinga tempat ketiga tulang pendengaran, kerap kali menjadi sasaran utama dari infeksi yang satu ini.

Infeksi telinga tentu saja akan sangat menyebalkan dan akan mungkin menimbulkan rasa sakit, terutama bila kondisi ini menyerang anak-anak atau si bayi. Hal ini dikarenakan penderita kondisi ini akan mengalami peradangan dan penumpukan cairan pada telinga dibagian tengahnya.

Kasus infeksi telinga memang cukup sering ditemui pada anak-ana usia enam bulan sampai dua tahun dan kondisi ini dianggap sebagai hal yang umum menyerang anak-anak. Bahkan menurut sebuah penelitian mengungkapkan 3 dari 4 anak pernah mengalami infeksi telinga sebelum mereka menginjak usia 3 tahun. Adapun resiko tertinggi infeksi telinga dapat terjadi pada si keci yang beruia 6 sampai dengan 18 bulan.

Gangguan kesehatan pada organ pendengaran ini biasanya terdeteksi setelah bayi mengalami beberapa penyakit sistem pernapasan seperti yang diungkapkan diatas, yakni pilek atau sakit tenggorokan. Hal ini dikarenakan ukuran dan bentuk telinga pada bayi masih belum berkembang dengan baik. Akan tetapi, bukan hanya anak-anak dan bayi saja yang beresiko lebih besar terhadap gangguan yang satu ini, orang dewasa pun akan mungkin mengidap infeksi yang diakibatkan oleh bakteri dan virus ini.

Adapun untuk bayi yang mengalami kondisi ini, biasanya mereka akan cenderung merasa tidak nyaman dan mengalami sakit pada bagian telinganya.

Telinga juga terbagi atas 3 bagian, yakni telinga bagian luar, yang mana bagian ini meliputi bagian cuping telinga dan saluran telinga luar. Selanjutnya adalah telinga bagian tengah, yakni sisi dalam gendang telinga yang dihubungkan degan tenggorokan oleh saluran yang disebut dengan eustachius. Dan yang terakhir adalah telinga bagian dalam, yang mana bagian ini berisi syaraf yang dapat mendeteksi adanya suara.

Infeksi telinga bagian tengah atau Otitis Media biasanya memerlukan perhatian yang cukup serius, terutama bila dampaknya terjadi pada bayi. Hal ini dikarenakan, apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja, maka bukan tidak mungkin si kecil akan mampu meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi telinga akut yang dampaknya akan tentu lebih serius dialami oleh si buah hati.

Untuk itu, maka sebaiknya segera konsultasikan masalah ini dengan dokter dan bawa si kecil untuk segera mendapatkan penanganan secara langsung dari ahlinya. Jangan sesekali menyimpulkan atau menebak-nebak sendiri penyakit si kecil dilihat dari gejalanya. Penanganan yang tepat oleh dokter akan tentu saja lebih efektif.
  • Gejala Infeksi Telinga Pada Bayi
Otitis media merupakan salah satu penyebab paling umum dari timbulnya sakit telinga. Untuk itu, waspadai bila bayi anda mulai sering menangis dan rewel. Nah, untuk membantu anda mendeteksi lebih dini gejala dari infeksi telinga yang mungkin terjadi pada bayi, maka berikut ini kami sajikan gejala-gejala infeksi telinga pada bayi.

Gejala yang umum dari kondisi ini biasanya berupa demam, kehilangan nafsu makan, mual atau muntah, sakit kepala, kehilangan keseimbangan dan si kecil yang mulai sering mengantuk. Bayi yang masih kecil akan mungkin lebih sering menunjukan gejala dengan menarik-narik bagian daun telinganya atau dengan memasukkan bagian jarinya kebagian lubang telinga yang terinfeksi.

Terkadang, infeksi telinga bagian tengan pun tidak menunjukan gejala yang khusus. Akan tetapi kondisi ini akan mungkin membuat si kecil merasakan telinganya sakit, atau merasakan tekanan atau pula merasakan sensasi seperti penuh dibagian telinganya. Dalam kasus ini, bayi yang terinfeksi akan mungkin sering menangis terutama pada malam hari saat ia sedang berbaring.

Sementara itu, pada kondisi yang lebih buruk infeksi telinga akan dapat menyebabkan gendang telinga pecah atau berlubang disertai dengan keluarnya darah dari bagian tersebut. Hal ini dapat mengurangi tekanan didalam telinga yang terbentuk karena infeksi sehingga mengurangi rasa sakit. Untuk kondisi gendang telinga yang pecah, kondisi ini biasanya akan dapat membaik atau sembuh dalam beberapa waktu.

Gejala yang dialami oleh orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar ketika sakit otitis media adalah dengan munculnya rasa sakit dibagian telinga serta kehilangan pendengaran. Rasa sakit yang diakibatkan oleh infeksi ini terjadi sebab adanya inflamasi dan penimbunan cairan di telinga pada bagian tengah.
  • Apa Penyebab Infeksi Telinga Pada Bayi?
Sebagian besar kasus otitis media atau infeksi bagian telinga muncul sebab terjadinya infeksi akibat virus atau bakteri. Kondisi ini umumnya akan dapat menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir dibagian telinga tengah. Adapun fungsi dari telinga bagian tengah adalah menyampaikan suara kebagian telinga dalam melalui getaran dari tiga tulang kecil didalamnya.

Saluran eustachius, yakni tabung yang berfungsi menyalurkan udara kebagian telinga bagian tengah, pada anak-anak ukuran ini lebih kecil dibandingkan dengan ukruan orang dewasa. Itulah mengapa, anak-anak akan lebih rentan meningkatkan resiko terhadap infeksi ini dan menjadikan mereka lebih mudah terserang dengan otitis media.
  • Akibat Infeksi Telinga Pada Bayi
Infeksi telinga atau gangguan otitis media dapat menimbulkan masalah untuk si kecil, salah satunya adalah menyebabkan gangguan pendengaran sementara. Infeksi yang terjadi secara berulang akan dapat menimbulkan terbentuknya cairan tebal seperti lem didalam telinga bagian tengah. Hal ini biasanya dikaitkan dengan adanya gangguan pendengaran yang menyebabkan masalah bahasa, perilaku dan juga pendidikan pada si buah hati.

Untuk mengatasi infeksi telinga yang paling tepat adalah dengan melakukan konsultasi segera ke dokter pada awal terlihat gejala-gejala seperti diatas. Bahkan, setelah si buah hati dinyatakan sembuh dari kondisi ini, ayah dan bunda sebaiknya tetap membawa si kecil ke dokter sesekali guna memastikan bahwa infeksi bagian telinganya sudah benar-benar bersih dan tidak ada tanda-tanda akan terbentuk cairan seperti lem yang disebutkan diatas.
  • Penanganan Infeksi Telinga Pada Bayi
Sebagian besar kondisi otitis media sebenarnya tidak memerlukan penanganan intensif oleh dokter. Sebab kondisi ini umumnya akan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Akan tetapi, bila kondisi ini menyerang bayi, maka penanganan ini akan tentu dibutuhkan dengan segera. Sebab tentu dampaknya akan berbeda bila terjadi pada bayi. Nah, berikut ini adalah penanganan infeksi telinga atau otitis media pada bayi.

Bila anda mengkonsultasikan masalah ini dengan dokter, maka umumnya dokter yang menangani kasus ini tidak akan meresepkan antibiotik, kecuali bila gejala infeksi berlangsung selama lebih dari 24 jam.

Sebagian besar anak akan dapat membaik setelah beberapa hari diberikan obat antibiotik. Akan tetapi tetap saja, pengobatan antiobiotik tidak boleh dihentikan meski orangtua mendapati kondisi si kecil sudah membaik. Pengobatan perlu tetap diberikan sampai dengan obat yang diresepkan benar-benar habis.

Perlu diketahui, menghentikan pengobatan sebelum tuntas akan dapat membuat infeksi timbul kembali. Kadang-kadang dokter ingin memeriksa kembali kondisi si buah hati setelah mereka sembuh. Hal ini dilakukan guna memastikan tidak ada infeksi lain dan tanda-tanda yang memungkinkan si kecil terserang kembali dengan masalah yang satu ini.

Bayi atau anak-anak yang mengalami infeksi bagian telinga yang terjadi secara berulang-ulang atau bisa sudah timbul cairan seperti lem yang ada dibagian telinganya akan membutuhkan penanganan dan konsumsi antibiotik yang lebih lama.

Selain itu, pengobatan lain yang juga dapat dilakukan namun jarang adalah dengan penyisipan grommet, yakni sebuah tabung ventilasi khusus yang berfungsi mencegah cairan terkumpul pada bagian sisi dalam gendang telinga dan mempertahankan pendengaran. Metode pengobatan dengan memasukkan grommet ke bagian telinga adalah prosedur yang umum dan dilakukan dibawah anestesi.
  • Bagaimana Pencegahan Terhadap Infeksi Telinga Pada Bayi?
Sebenarnya hingga sampai saat ini belum ditemukan metode khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi yang terjadi pada si buah hati. Akan tetapi ada beberapa hal yang disebut-sebut memiliki hubungan dengan meningkatkan resiko terhadap infeksi telinga pada anak, yakni orangtua yang merokok, anak yang mengkonsumsi susu formula (bukan ASI) dan interaksi si kecil dengan anak lain yang mungkin menderita infeksi telinga.

Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindarkan si kecil dari resiko infeksi telinga atau otitis media.

Hindarkan si kecil dari lingkungan yang dipenuhi dengan asap atau berada di lingkungan perokok. Selain itu bila si ayah adalah seorang perokok maka sebaiknya kurangi atau bila memungkinkan hentikan kebiasaan merokok dihadapan si kecil untuk mengurangi resiko si buah hati terkena dengan masalah yang satu ini.

Utamakan pemberian ASI, bukan susu formula. ASI adalah makanan terbaik sekaligus sumber sistem kekebalan tubuh yang tepat untuk si kecil yang mana bila sistem kekebalan tubuhnya fit maka segala penyakit akan bisa dihindari. Untuk itu, sebaiknya utamakan memberikan ASI dibandingkan dengan susu formula.

Hindarkan memberikan anak makan pada saat mereka sedang berbaring.
Demikianlah beberapa hal yang dapat disampaikan dari cara mencegah bayi dari resiko infeksi telinga. Dengan mengetahui penjelasan diatas, diharapkan ibu dapat membawa segera buah hatinya ke dokter untuk melakukan pengobatan setelah mengetahui gejala-gejala khusus dari infeksi telinga.

Sumber : https://bidanku.com

Semoga Bermanfaat

Wednesday 15 November 2017

Penyebab Keterlambatan Berjalan Pada Anak


Kebanyakan orang tua mengharapkan anaknya bisa berjalan lebih cepat dibanding anak lainnya. Namun ternyata, perkembangan motorik khususnya kemampuan berjalan usia normal sebenarnya bervariasi mulai dari usia 9 bulan sampai 18 bulan.

Orang tua harus mulai khawatir ketika anak tidak bisa berjalan ketika usianya sudah mencapai 18 bulan. Memang, bisa berjalan saat usia 15-18 bulan adalah masih dalam batas normal, tetapi biasanya anak seperti ini mempunyai gangguan motorik kasar dan gangguan keseimbangan yang ringan yang akan lebih baik diberikan intervensi dan stimulasi sejak dini.

Pada umumnya, anak terlambat jarang disertai keterlambatan gerakan motorik kasar lainnya dan gangguan keseimbangan. Seringkali orangtua atau beberapa dokter menganggap anak tidak percaya diri atau trauma saat berjalan. Padahal, sebagian dari anak tersebut mengalami keterlambatan motorik kasar dan gangguan keseimbangan baik dalam tingkat yang ringan atau yang tidak ringan. Sebaiknya, orangtua memerhatikan perkembangan motorik kasar, gangguan vestibularis dan gangguan sensoris pada anak yang sering menjadi penyebab anak terlambat berjalan.

Tahap perkembangan gerakan motorik normal

  1. 6-8 bulan: Duduk dan merangkak dengan dua dengkul kaki.
  2. 12-18 bulan: Berdiri tanpa bantuan, Berjalan dengan merambat ke perabotan di rumah, Berjalan 2 atau 3 langkah tanpa bantuan, Berjalan 10-20 menit tanpa bantuan.
  3. 18-24 bulan: Berjalan tanpa kesulitan, Menarik mainan sambil berjalan, Membawa mainan besar sambil berjalan, Naik/turun bangku tanpa bantuan, Menemukan cara sendiri untuk berjalan mundur, Bisa naik/turun tangga dengan bantuan.
  4. 24-36 bulan Umumnya mampu memanjat dengan baik, berjalan naik/turun tangga dengan menggunakan satu kaki per anak tangga, Berjalan jinjit.
Penyebab tersering anak terlambat berjalan

    1. Ketidakmatangan Persyarafan


Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia ± 5 tahun, syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzle , memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya.

    2. Gangguan vestibularis atau keseimbangan

Pada anak yang mengalami dysfunction of sensory integration (DSI) sering mengalami gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan yang terjadi ini seringkali dianggap anak kurang percaya diri. Gangguan keseimbangan ini biasanya ditandai dengan anak takut saat berenang, menaiki mainan yang bergerak dan bergoyang seperti ayunan, mainan kuda-kudaan listrik dengan koin, naik lift atau eskalator. Anak tidak suka naik umumnya di dalam mobil. Anak mungkin tidak kooperatif sebagai upaya menghindari sensasi yang membuat anak terganggu. Anak yang underreactive untuk input vestibular tampaknya tidak pusing bahkan setelah berputar untuk waktu yang lama, dan tampaknya menikmati gerakan cepat seperti berayun. Bila berjalan terburu-buru, gerakannya canggung, mudah tersandung atau jatuh. Dia mungkin tidak membuat upaya untuk menangkap dirinya sendiri ketika dia jatuh. Anak tampak kesulitan memegang kepalanya sambil duduk. Anak tidak cenderung untuk melakukannya dengan baik dalam olahraga. Dia mungkin memiliki gaya canggung, atau gerakan yang tidak biasa ketika bergerak lengan atau kepala. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.

    3. Keterlambatan ringan perkembangan motorik kasar


Seorang anak yang terlambat berjalan, kemungkinan juga terlambat dalam duduk dan merangkak. Namun sayangnya, keterlambatan ini bukanlah hal pertama yang mungkin disadari oleh para orangtua. Jika ini penyebabnya, maka dokter akan melihat jalan anak dalam konteks yang berbeda dan mencari tahu berada dimana ia dalam rangkaian perkembangan motoriknya. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas.

    4. Gangguan sensoris

Pada kasus tertentu, anak sering mengalami sensitif pada telapak tangan dan kaki. Sehingga hal ini mengakibatkan anak sering jinjit. Selama ini, jalan jinjit atau Tip Toe masih belum diketahui penyebabnya. Meskipun bukan karena kelainan anatomis. Selama ini, orangtua menganggap hal itu adalah memang perilaku anak. Pada anak dengan gangguan sensoris raba biasanya disetai gangguan sensoris suara dan cahaya. Gangguan sensoris suara biasanya anak takut dan tidak nyaman ketika mendengar suara dengan frekuensi tertentu seperti suara blender, suara bayi menangis, suara gergaji listrik. Gangguan sensoris cahaya biasanya anak sangat sensitif terhadap cahaya terang dan sinar matahari.

Faktor Predisposisi


Keterlambatan berjalan biasanya sering terjadi pada kelompok anak tertentu seperti :

Bayi prematur, obesitas atau kegemukan, bayi lahir dengan berat bada rendah atau kurang dari 2.500 gram, anak dengan gangguan hipersensitif saluraan cerna seperti gastropoesepageal refluks, sering muntah, mual atau sering sulit buang air besar. Keadaan ini sering terjadi pada anak alergi atau hipersensitif saluran cerna.  Sangat jarang pada anak menderita tumor otak, retardasi mental dan cerebral palsy.

Penanganan


Jika terjadi keterlambatan si kecil dalam berjalan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan adanya gangguan persarafan dengan melakukan pemeriksaan neurologis, penilaian terhadap fleksibilitas sendi, kekuatan otot dan berbagai gerakan.

Bila penyebabnya disebabkan karena adanya keterlambatan motorik dan gangguan keseimbangan maka sebaiknya dilakukan beberapa stimulasi intervensi latihan untuk memperbaikinya. Stimulasi dan intervensi bila dilakukan pada keterlambatan berjalan yang ringan karena akan berdampak dengan kemampuan motorik lainnya dimasa depan.

Terapi fisik dilakukan tenaga terlatih khususnya Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi untuk kasus dengan gangguan keterlambatan berjalan ringan hingga berat.

Kriteria penggolongan keterlambatan berjalan disertai intervensinya
  1. Bisa berjalan usia 8 bulan-12 bulan : Kemampuan berjalan sangat baik dan sangat cepat, biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya sangat baik. Pada kelompok ini mungkin tidak perlu intervensi atau stimulasi karena anak akan belajar berjalan sendiri dengan baik tanpa bantuan.
  2. Bisa berjalan usia 12 bulan-15 bulan : Kemampuan berjalan biasa dan rata-rata anak seusia. Biasanya anak demikian motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya normal. Pada kelompok ini mungkin intervensi atau stimulasi ringan akan lebih baik.
  3. Bisa berjalan usia 15 bulan-18 bulan : Kemampuan berjalan normal tetapi kurang optimal. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya kurang begitu baik. Pada kelompok ini perlu intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis lebih baik
  4. Bisa berjalan usia 18 bulan-24 bulan : Kemampuan berjalan terlambat ringan. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya tidak baik. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Sebaiknya dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi
  5. Bisa berjalan usia 24 bulan-32 bulan : Kemampuan berjalan terlambat berat . Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya buruk. Dalam keadaan seperti ini, biasanya disertai gangguan neurologis atau susunan saraf pusat. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi
  6. Belum bisa berjalan sampai usia 32 bulan : Kemampuan berjalan terlambat sangat berat. Biasanya anak demikian kemampuan motorik kasar dan kemampuan keseimbangannya sangat buruk. Dalam keadaan seperti ini, biasanya disertai gangguan neurologis atau susunan saraf pusat yang sangat berat seperti penderita Cerebral palsy. Pada kelompok ini harus dilakukan intervensi atau stimulasi ringan agar perkembangan motorik dan vestibularis menjadi optimal. Stimulasi seperti tersebut harus dilakukan oleh arahan tenaga profesional seperti Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi.
Prognosis
  1. Anak dengan keterlambatan berjalan biasanya juga disetrai keterlambatan lainnya seperti keterlambatan merangkak, duduk, berlari atau melompat.
  2. Anak dengan keterlambatan berjalan biasanya juga disertai gangguan motorik kasar dan keseimbangan. Pada keadaan ini harus diwaspadai biasanya anak mudah terjatuh dan tersandung. Saat jatuhpun biasanya anak lebih tidak bisa menguasai diri sehingga sering terbentur kepala atau dagunya.
  3. Di masa depan anak dengan keterlambatan berjalan biasanya tidak menyukai olahraga atau nilai olahraganya tidak bagus. Anak seperti ini biasanya hanya senang melihat televisi, main game atau bermain di dalam rumah. Demikian juga saat sekolah biasanya hanya lebih senang menonton temannya yang sedang bermain di halaman.
  4. Tetapi pada anak dengan keterlambatan ringan motorik kasar biasanya akan mempunyai ketrampilan motorik halus yang sangat baik seperti kerajinan tangan, menggunting, main puzzle, main game atau permainan elektronik lainnya. Biasanya kemampuan tangan lebih baik daripada keterampilan kaki. Sehingga olahraga yang lebih disukai dan dikuasai adalah tenis, basket, badminton dibandingkan olahraga lari atau sepakbola.
Semoga Bermanfaat

Tuesday 14 November 2017

Kiat Memberikan Finger Food Untuk Si Kecil

Saat Anda memberikan finger food pada si Kecil, pastikan bahwa makanan tersebut kaya nutrisi dan aman bagi pencernaannya.

Setelah diberikan Air Susu Ibu (ASI) selama enam bulan – yang diteruskan hingga dua tahun, si Kecil pun siap diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Sebagai orang tua, Anda tentu bersemangat menghadapi masa ini. Namun banyak pula orang tua yang bingung, terutama dalam memilih metode pemberian MPASI. Beberapa juga bertanya-tanya, kapan anak boleh makan finger food?

Pada masa awal MPASI, Anda dapat memberikan makanan kepada bayi dengan cara menyuapi. Biasanya, MPASI dimulai dengan memberikan makanan cair yaitu bubur yang dihancurkan menggunakan blender atau disaring.

Namun saat memasuki usia delapan bulan, anak biasanya sudah mulai menggapai sendok di tangan Anda. Pada saat itu, sistem pencernaan anak juga sudah mulai semakin kuat, sehingga ia sudah mampu mengonsumsi makanan yang lebih padat. Beberapa giginya pun sudah mulai tumbuh.

Nah, semua hal itu dapat menjadi pertanda bahwa anak sudah siap makan dengan metode finger food. Memberikan finger food dapat melatih kemandirian dan mengasah kemampuan motorik halus si Kecil. Berikut ini beberapa contoh makanan yang dapat dijadikan finger food:
1. Telur
Makanan sumber protein ini baik sebagai finger food. Anda dapat menyajikannya dengan merebus dan membelah telur menjadi dua. Atau, Anda dapat membuat telur orak-arik.
2. Buah
Anak biasanya menyukai buah karena rasanya manis. Anda dapat memberikan buah seperti pisang, alpukat, mangga, pir, dan semangka. Pastikan buahnya matang dan cukup lunak.
3. Sayur
Sayur merupakan sumber makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Salah satu sayur yang kaya nutrisi dan cocok dijadikan finger food adalah brokoli. Brokoli adalah sayuran dengan tekstur yang tepat untuk si Kecil. Agar kandungan nutrisinya tetap terjaga, Anda dapat mengukus brokoli. Selain itu, Anda dapat memberikan wortel, kentang, ubi manis, kembang kol, dan buah bit
4. Pasta
Ada berbagai macam bentuk pasta, sehingga anak-anak biasanya menyukai pasta. Anda hanya perlu merebus sumber karbohidrat ini.
5. Keju
Keju juga baik untuk anak. Anda dapat memberikan keju yang sudah Anda potong kecil-kecil, atau memberikan keju lembaran kepada anak.
6. Daging
Makanan sumber protein bisa didapatkan dari ayam ataupun daging sapi. Anda sebaiknya merebus daging sampai empuk, kemudian potong kecil-kecil.

Anda perlu memperhatikan cara menyiapkan finger food seperti penjabaran di atas. Finger food sebaiknya cukup lunak sehingga mudah dikunyah, namun cukup keras agar dapat dipegang oleh si Kecil. Makanan-makanan yang diberikan kepada anak juga harus memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang baik.

Semoga Bermanfaat

Sumber :


Manfaat Buncis Untuk Kesehatan Anak

Meski murah dan mudah didapat, buncis mampu memberikan sederet manfaat sehat untuk anak Anda.

Dikenal sebagai sayur yang bentuknya menyerupai kacang panjang, buncis merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimanfaatkan bagian buah, biji dan daunnya sebagai santapan. Tidak hanya dapat disantap oleh orang dewasa, buncis juga dapat menjadi menu makan anak sehari-hari. 

Buncis sangat baik untuk diberikan pada anak yang usianya sudah menginjak 1 tahun. Ini karena buncis merupakan:
  • Sumber protein
Buncis adalah salah satu sumber protein tertinggi di antara sayuran lainnya. Untuk mendapatkan manfaat ini, buncis harus dikonsumsi dalam kondisi kering.
  • Sumber vitamin A
Vitamin A yang tinggi pada buncis dapat membantu meningkatkan kualitas penghilatan anak.
  • Sumber vitamin C
Dengan tercukupinya kebutuhan vitamin C sehari-hari, anak tidak akan mudah terserang asma, flu, batuk, dan penyakit infeksi lainnya.
  • Sumber folat
Folat atau asam folat termasuk dalam golongan vitamin B. Vitamin ini berperan dalam produksi sel darah merah, yang nantinya turut meningkatkan penyerapan gizi ke seluruh organ tubuh anak. Di samping itu, folat juga berguna dalam memperkuat sel otak, yang otomatis meningkatkan fungsi kerja otak.
  • Sumber antioksidan
Buncis mengandung flavonoid, alkaloid, katekin, dan antosianin. Semua senyawa ini bertindak sebagai antioksidan untuk menetralisir radikal bebas yang diproduksi di dalam tubuh. Dengan ini, risiko kerusakan sel dan DNA akibat radikal bebas menjadi semakin kecil atau bahkan hilang sama sekali.
  • Sumber serat
Serat pada buncis sangat berguna dalam menjaga kesehatan usus. Dengan kesehatan usus yang terjaga, anak akan mengalami peningkatan nafsu makan, terhindar dari gangguan buang air besar, dan membuatnya jauh dari penyakit.
  • Sumber mineral
Buncis merupakan sumber mineral yang baik. Senyawa ini sangat penting dalam menunjang pembentukan tulang dan gigi anak, serta berbagai fungsi tubuh lainnya.

Untuk mendapatkan manfaat nutrisi dalam buncis bagi kesehatan anak, masukkan sayuran ini ke dalam menu hariannya. 

Selamat mencoba!
Semoga Bermanfaat


Friday 3 November 2017

Bagaimanakah Otak Seorang Ibu Bereaksi Terhadap Tangisan Bayi ?


Selamat hari sabtu minggu pertama dibulan november ya bunda. Udah lama nih saya gak berbagi informasi tentang ibu dan sibuah hati, mohon maaf ya bunda kemarin-kemarin saya agak sedikit sibuk ngurus rumah tangga hehe. Dan sekarang saya sudah siap berbagi informasi lagi tetap selalu tongkrongin blog saya ya.. Cekidot..
 
Dari hasil penelitian, sejumlah ibu di berbagai negara menunjukkan perilaku yang sama saat mendengar bayi menangis !!!

Seperti apa reaksi Anda sebagai ibu saat mendengar bayi Anda menangis? Anda tentu akan langsung berlari ke arahnya, mengangkatnya, kemudian menimangnya sampai si Kecil berhenti menangis, bukan? Reaksi Anda ternyata tidak jauh berbeda dengan reaksi ibu yang lain di seluruh dunia. Proceedings of the National Academy of Sciences membuktikan bahwa setiap wanita yang baru punya anak memiliki perilaku yang sama saat mendengar bayinya menangis. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa ibu-ibu dari 11 negara konsisten mengangkat, menggendong, dan berbicara dengan bayi saat mendengar bayi mereka menangis.

Pemindaian menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging) pada otak para ibu menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas di daerah otak yang terkait dengan pengasuhan, gerakan, dan ucapan.

Peneliti Marc Bornstein dari National Institute of Child Health and Human Development, mengungkapkan bahwa tangisan bayi memang merupakan salah satu objek yang paling banyak dibicarakan dan dipertanyakan. “Menangis juga menandakan status kesehatan bayi,” kata Marc.

Penelitian yang dilakukan Marc melibatkan 684 ibu dari Argentina, Belgia, Brasil, Kamerun, Prancis, Kenya, Israel, Italia, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Hasilnya, para ibu ini memiliki aktivitas yang konsisten saat bayinya menangis.

“Dalam waktu yang sangat singkat sejak permulaan tangisan, mereka lebih suka mengangkat dan menggendong, atau berbicara dengan bayi mereka,” tuturnya.

Sementara itu, menurut Robert Froemke, seorang ahli neurosains di New York University, tangisan bayi membuat area otak ibu yang berkaitan dengan kesiapan atau perencanaan aktif merespons. Selain itu, Robert menemukan bahwa hormon oksitosin memainkan peran penting dalam hubungan antara ibu dan bayi.

Hormon ini berperan penting dalam memperkuat kesiapan untuk menanggapi bayi yang menangis. Menurut Robert, menyusui dapat menyebabkan kadar oksitosin di tubuh ibu meningkat.

Namun hal tersebut masih kontroversial, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mencari kepastiannya, dan untuk mengetahui apakah tanggapan serupa terhadap tangisan bayi akan muncul pada orang dewasa yang bukan ibu.

Sekian dulu ya bunda ulasannya,, 
Semoga Bermanfaat dan ditunggu komentarnya biar kita bisa sharing ya bunda..


Mengajari Sisulung Menyayangi Adik Bayi

Kehadiran adik bayi pastinya bisa menambah keceriaan di keluarga. Namun, sepertinya hal itu belum tentu berlaku bagi si kakaknya. Si Kak...