Salah satu hal yang sering dikeluhkan orangtua terkait dengan
kebiasaan makan anaknya adalah pilih-pilih makanan. Biasanya, hal ini
paling sering terjadi pada anak berusia 1-3 tahun.
Sebenarnya kenapa sih anak suka pilih-pilih makanan? Normal atau tidak? Dan bagaimana tips mengatasinya?
Kebiasaan pilih-pilih makanan termasuk ke dalam istilah food
preference. Selain pilih-pilih makanan, penolakan terhadap makanan
tertentu juga tercakup pada istilah ini. Food preference memang memiliki
spektrum yang luas, mulai dari picky eater sampai selective eater. Apa
bedanya?
Salah satu food preference yang normal terjadi pada fase
perkembangan anak adalah neofobia atau penolakan terhadap makanan baru.
Sebenarnya, neofobia ini merupakan mekanisme evolusi pertahanan anak
yang menguntungkan karena membantu anak menghindari makan bahan beracun
saat anak sudah mampu memilih makanannya sendiri tanpa pengawasan
orangtua. Namun neofobia dapat berlanjut menjadi penolakan
berkepanjangan dan terus menerus terhadap makanan tertentu sehingga
menimbulkan masalah makan berupa food preference.
Picky eater
berarti anak mau mengonsumsi berbagai jenis makanan baik yang sudah
maupun yang belum dikenalnya tapi menolak mengonsumsi dalam jumlah yang
cukup. Selain jumlah yang tidak cukup, picky eater pun berhubungan
dengan rasa dan tekstur makanan.
Walaupun pilih-pilih makanan,
picky eater masih mau mengonsumsi minimal satu macam makanan dari setiap
kelompok karbohidrat, protein, sayur/buah dan susu. Misalnya, walaupun
anak menolak makan nasi, tapi ia masih mau makan roti atau mie.
Sementara selective eater adalah anak yang menolak segala jenis makanan
dalam kelompok makanan tertentu. Misalnya sama sekali enggan mengonsumsi
karbohidrat, baik itu nasi, roti atau mie.
Kalau picky eater
masih merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak, lain halnya
dengan selective eater yang mengakibatkan anak berisiko mengalami
defisiensi makro atau mikronutrien tertentu.
Apa saja yang
mempengaruhi terjadinya food preference ini? Selain paparan makanan pada
usia dini, tipe kepribadian anak, pengaruh lingkungan, tekanan dalam
proses makan juga sangat berpengaruh lho!
Maka dari itu, saat
menghadapi anak yang sulit makan atau sering pilih-pilih makanan, jangan
tambah memaksa atau marah-marah ya!
Bagaimana menghadapi anak yang suka pilih-pilih makanan?
- Children see, children do.
Kebiasaan makan orangtua akan sangat berpengaruh terhadap kebiasaan anak. Jika orangtua enggan makan sayur misalnya, wajar saja jika anak pun meniru enggan makan sayur. Selalu sajikan menu makanan yang berimbang setiap harinya. - Sajikan makanan dalam porsi kecil.
- Biasanya, jika anak disuruh memakan sesuatu, mereka akan langsung menolak. Sebaliknya, jika anak yang memegang kendali , mereka cenderung lebih tertarik. Sebaiknya sajikan makanan di meja yang terjangkau.
- Jika ingin memberikan makanan baru, jangan langsung menyerah jika anak langsung menolak. Paparkan makanan baru tadi pada anak sebanyak 10-15 kali.
- Berikan contoh makan yang menyenangkan. Jika anak melihat orang lain makan makanan serupa, anak akan lebih tertarik mencoba.
- Orangtua harus tetap tenang. Jangan panik atau marah-marah saat anak menolak makanan tertentu.
Sumber: Web IDAI
No comments:
Post a Comment